Rabu, 23 Februari 2011

Yesus Sahabat Sejati

Ayat bacaan: Yohanes 15:14
====================
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Yesus sahabat sejati"The world is a lonely planet." Demikian status seorang teman saya di sebuah situs jejaring dunia maya. Usut punya usut ternyata ia sedang merasa kesepian. Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 milyar jiwa tahun depan. Lantas bagaimana mungkin dunia ini ia katakan sepi? Indonesia sendiri berada pada urutan keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu sekitar 236 juta jiwa. Tetapi tetap saja teman saya itu merasa kesepian, meski setiap hari ia pasti sama seperti anda dan saya, bersinggungan dan bertemu dengan banyak orang hampir setiap saat. Apa yang ia katakan saya yakin mewakili banyak orang yang merasa seperti dirinya, merasa kesepian, sendirian atau bahkan mungkin terasing dari orang-orang disekitarnya.

Perasaan kesepian ini bisa terjadi akibat banyak faktor. Akibat putus hubungan, sakit yang berkepanjangan sehingga tidak ada lagi orang yang mau repot mengurus, pindah ke tempat yang baru dan lain-lain. Tetapi disamping itu ada banyak orang pula yang tetap merasa sendiri dan kesepian di tempatnya bekerja, di lingkungan, di gereja atau bahkan di rumahnya sendiri. Merasa tidak ada yang bisa mengerti, sulit bergaul, punya sifat introvert yang berlebihan, kepahitan yang membuat kita menutup diri, akibat sikap atau kebiasaan kita yang buruk dan sebagainya. Dalam banyak hal, mereka yang mengalami kondisi seperti ini butuh sedikit inisiatif dan kerelaan untuk mencoba membuka kembali diri mereka untuk kembali berhubungan dengan dunia. Mungkin juga dibutuhkan niat untuk merubah sikap yang selama ini bisa jadi tidak disukai oleh banyak orang, atau kesabaran untuk terus berusaha hingga mereka bisa menemukan seorang sahabat yang tepat bagi mereka. Tetapi jangan lupa pula bahwa Yesus sudah membuka diriNya sebagai seorang sahabat bagi kita semua sejak semula. Yesus bukanlah sembarang teman, tetapi Dia adalah sahabat terdekat dan paling setia yang pernah dan bisa kita miliki.

Sahabat terdekat dan paling setia? Ya, itu akan kita amini apabila kita melihat langsung apa yang dimaksud Yesus ketika menyatakan diriNya sebagai sahabat kepada murid-muridNya. Jika kita fokus kepada Yohanes 15 saja, maka kita akan melihat rincian jelas mengenai apa saja yang akan diberikan Yesus sebagai seorang sahabat yang akan membuat kita takjub dan terharu jika kita merenungkannya satu persatu dengan sungguh-sungguh. Mari kita lihat apa saja yang dijanjikan Yesus sebagai sahabat.

1. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (ay 4). Dia menyediakan diriNya sendiri untuk bersatu dengan kita dan dengan demikian kita bisa berbuah banyak. Itu juga berarti bahwa Yesus berjanji untuk selalu ada disamping kita.

2. "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (ay 7). Sebagai sahabat, Yesus siap mendengar segala keluh kesah atau permintaan kita dan akan menjawab itu semua.

3. "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak.." (ay 8). Bukan hanya kita yang akan senang ketika kita bisa berbuah lebat, tetapi seperti halnya sahabat yang baik akan bersukacita ketika sahabatnya sukses, demikian pula Yesus. Bahkan Allah pun akan dipermuliakan, dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "honored and glorified" ketika kita menghasilkan buah yang banyak.

4. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu." (ay 9). Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengasihi tanpa pamrih setiap waktu. Dan Yesus mengasihi kita sedemikian besar seperti halnya Bapa mengasihiNya.

4. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (ay 11). Yesus siap membuat kita semua bersukacita secara penuh hingga berlimpah (full measure, complete and overflowing). Dan itu akan membuatNya bersukacita pula.

5. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay 13). Lihatlah sebuah tingkatan tertinggi dari arti seorang sahabat. Seorang sahabat akan mengasihi sebegitu besar bahkan siap memberikan nyawanya sendiri. Dan itu sudah dibuktikan langsung oleh Yesus dengan karya pengorbananNya di atas kayu salib demi menyelamatkan kita semua.

6. "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). Seorang sahabat sejati tidak akan menyimpan rahasia dari sahabatnya. Mereka akan merasa nyaman untuk membuka rahasia apapun kepada orang-orang yang sudah dianggap sebagai sahabat terdekat. Yesus tidak menyimpan apapun dari kita mengenai segala yang Dia dengar dari Bapa. Prinsip-prinsip Kerajaan Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang tertutup, dan kita mendengar semuanya dengan jelas lewat Yesus.

Kita mengenal pribadi Bapa lewat Yesus, dan kita tahu apa yang harus kita perbuat. Kita diperdamaikan dan dianugerahi keselamatan, semua itu menjadi nyata dengan hadirnya Yesus sebagai seorang sahabat sejati. Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Dan Yesus pun memberikan kunci bagaimana agar kita bisa menjadi sahabatnya. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (ay 14).Dan perintahNya pun singkat: "Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (ay 17). The world might be the lonely planet for millions of people, mungkin bagi kita juga pada saat-saat tertentu. Tapi ketahuilah kita punya Yesus sebagai sosok sahabat sejati yang mengasihi kita setiap waktu, dan ini saatnya bagi kita untuk memberitahukan itu kepada mereka yang kesepian. What a friend we have in Jesus.

Yesus adalah sahabat sejati dan paling setia yang pernah kita miliki

Pujian / Lagu Baru : Keperluan atau Kehendak

Ayat bacaan: Mazmur 33:3
=================
"Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!"

lagu baruHari ini ketika sedang di jalan saya iseng-iseng memutar radio. Sebuah lagu yang sudah lama tidak saya dengar kebetulan di putar di sebuah channel. Rasanya seperti baru kemarin lagu itu saya dengar dan sukai, tetapi kenyataannya lagu itu berasal dari tahun 1987, berarti usianya sudah 24 tahun. Perubahan trend dan gaya di dunia musik berjalan begitu cepat. Setiap saat kita melihat hadirnya jenis musik baru, baik sebagai sebuah kreasi yang saam sekali baru atau merupakan perpaduan (fusi) antara satu jenis musik dengan jenis lainnya. Hari ini menjadi trend, besok sudah menjadi barang usang. Dalam segala jenis musik kita bisa melihat hal itu, mulai dari rock, jazz, r&b, pop dan sebagainya. Ambil contoh jenis musik punk yang dahulu dikenal sebagai jenis punk rock. Belakangan aliran ini terpecah dengan lahirnya jenis emo dengan gayanya sendiri. Ketika punk menekankan kebebasan berekspresi seluas-luasnya dan seringkali terkesan "memberontak", emo lebih menekankan kepada curahan atau jeritan perasaan yang perih. Belakangan emo pun terbagi lagi dengan munculnya screamo, dimana teriakan itu menjadi jauh lebih intens dari sebelumnya. Tanyakan kepada orang tua anda bagaimana The Beatles merubah pakem musik di seluruh dunia. Tanpa mereka mungkin musik dunia bukanlah seperti sekarang. Dari blues kemudian muncul jazz dan rock, lalu kedua genre ini pun terus berkembang biak sehingga muncullah puluhan sub-genre lainnya. Musik selalu dipercaya sebagai sesuatu yang dinamis dan progresif. Meski ada kalanya kita rindu dengan lagu-lagu yang dahulu pernah kita sukai, tetapi tidakkah kita selalu menunggu lagu baru untuk hadir dalam playlist kita? Jika kita suka itu, dan kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, tidakkah itu berarti bahwa Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru untuk mewakili pujian-pujian yang hadir dari anak-anakNya?

Bukan hanya secara logika, tetapi Alkitab pun menyatakan demikian. Berulang kali kita menemukan bagaimana Tuhan memandang penting musik sebagai media penyembahan dan pengungkapan rasa syukur. Mazmur saja terdiri dari 150 pasal, yang mungkin saja merajai tangga-tangga lagu pada masa itu, jika daftar tangga lagu sudah ada. Jatuh dan bangun Daud tergambar jelas disana, seringkali hadir secara puitis dan indah. Begitu indah sehingga banyak diantara kita yang lebih senang membaca kitab Mazmur agar bisa merasa nyaman dan bahagia. Dan itulah salah satu fungsi terpenting sebuah lagu. Meski pada perkembangannya musik atau lagu bisa dipakai untuk tujuan-tujuan lain bahkan untuk tujuan yang negatif, tetapi kita harus mengakui bahwa musik adalah salah satu ciptaan Tuhan yang terindah. Bayangkan sebentuk kehidupan tanpa adanya musik. Betapa sepi dan suramnya hidup itu. Bagi saya yang berkecimpung di dunia musik, saya merasakan betapa Tuhan memberkati manusia lewat adanya musik. God loves music. And He surely loves new songs.

Salah satu ayat dalam Mazmur berkata "Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!" (Mazmur 33:3). Ini seruan yang mengingatkan kita agar jangan pernah berhenti untuk memuji Tuhan lewat lagu-lagu yang baru. Jika anda hanya mendengar satu lagu sepanjang hidup anda, apa yang akan anda rasakan? Demikian pula Tuhan. Musik datang dari kreativitasNya yang tak terbatas, musik bukan saja ada di bumi tetapi juga di surga. Lihatlah dalam kitab Wahyu bagaimana jelasnya digambarkan sebuah orkestra atau ensembel akbar yang terdiri dari perpaduan antara ribuan malaikat, seluruh manusia di bumi, di laut dan sebagainya bersatu memanjatkan pujian kepada Tuhan dan Kristus. "Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (Wahyu 5:11-13) Musik merupakan sesuatu yang penting bagi Tuhan. Dia menyukai musik dan lagu sama seperti kita.

Perkembangan musik yang begitu pesat memang merupakan buah karya hasil kreativitas manusia, tetapi jangan lupa bahwa semua itu pun berasal dari Tuhan. Daud mengaku seperti ini "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN." (Mazmur 40:4). Inspirasi, ide, kreativitas, semua itu adalah anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Oleh sebab itu, jika kita suka bernyanyi untuk menghibur diri sendiri, menghibur orang lain, atau bahkan untuk membuat bayi-bayi dan anak-anak tidur dengan nyenyak, mengapa kita tidak menyenangkan Tuhan lebih lagi lewat lagu-lagu? Mengapa kita tidak terus menciptakan lagu-lagu baru yang memuliakan Tuhan dan membuatNya tersenyum bahagia?

Ada kuasa dalam puji-pujian. Itu jelas, karena Tuhan suka berada di atasnya. "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:3). Dia memberkati kita dengan musik dan kemampuan untuk terus berbuat sesuatu yang baru di dalamnya, dan sudah seharusnya kita memakai itu untuk memuliakanNya sebagai ungkapan rasa syukur kita atas keindahan berkat Tuhan yang hadir lewat musik atau lagu. Ini tentu bukan berarti bahwa lagu yang lama sama sekali tidak berkenan bagi Tuhan, tetapi sama seperti kita, Tuhan pun menyenangi sesuatu yang dinamis. Lagu lama tetap baik, tetapi lagu-lagu baru jangan sampai dilupakan. Kita tidak akan mau mendengar satu lagu dengan lirik yang sama seumur hidup kita, Tuhan pun demikian. Anda menyanyi untuk menghibur diri dan orang lain, mengapa tidak melakukannya juga untuk Tuhan yang sungguh baik? Selain doa-doa, isilah saat-saat teduh dan waktu-waktu anda bersamanya dengan pujian dan penyembahan. And you can always be creative in it. Bukankah itu terdengar menyenangkan? Sudahkah anda bernyanyi hari ini bagiNya?

Sama seperti kita, Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru

Mazmur 23

Ayat bacaan: Mazmur 23:1
===================
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."
Tuhan adalah gembalaku, Mazmur 23
"The Lord is my Sheperd, I shall not lack." Ayat ini sudah tidak asing lagi karena merupakan ayat yang banyak dikutip dalam berbagai kesempatan. Mazmur 23 ini bagi saya pribadi merupakan bagian dari Alkitab yang sangat unik dan indah karena mampu menggambarkan kerinduan hati Tuhan untuk melimpahkan kasihNya kepada manusia secara singkat tapi jelas. Mazmur 23 hanya terdiri atas 6 ayat, sangat singkat, tetapi isinya lengkap menunjukkan sosok Tuhan sebagai Gembala yang luar biasa bagi kita umatNya, bagaimana Dia memimpin dan membimbing kita dalam melalui petualangan kehidupan. Ada banyak janjiNya di dalam pasal ini yang akan sangat menguatkan kita apabila kita renungkan dan simak baik-baik. Hari ini saya ingin mengajak teman-teman untuk fokus kepada satu demi satu ayat yang ditulis oleh Daud dalam pasal 23 ini.

1. Sosok Tuhan sebagai Gembala
Pertama, dari ayat satu kita melihat sebuah pembuka yang merupakan kunci penting dari ayat-ayat yang menyusul setelahnya. Tuhan adalah gembalaku. The Lord is my shepherd. Gembala adalah sosok yang bertanggungjawab atas kehidupan dan keselamatan ternaknya. Dalam Yohanes 10:1-21 kita bisa melihat rincian lebih jauh mengenai pribadi Gembala yang baik melalui Yesus. "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." (ay 11). "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku." (ay 14-15). Yesus sudah membuktikan sendiri akan hal itu, dan kita bisa tahu pasti bahwa bersama Sang Gembala seperti Yesus kita tidak akan perlu khawatir dalam menjalani hidup kita. Kembali kepada Mazmur 23, Kata sheperd dalam versi Bahasa Inggris dijelaskan lebih jauh dengan "to feed, guide and shield me". Keselamatan domba-domba itu terletak di tangan gembalanya, dan Tuhan siap menuntun, menjaga dan melindungi kita seperti gembala yang baik.

2. Tuhan menyediakan kebutuhan fisik kita
Ayat selanjutnya berkata "Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang." (ay 2). Kerinduan Tuhan adalah meletakkan kita di padang rumput hijau, di air yang tenang, bukan di gurun gersang atau padang belantara. Tuhan siap menyediakan semua kebutuhan fisik kita sehingga kita tidak berkekurangan bahkan berkelimpahan. Tutuplah mata anda dan coba bayangkan diri anda berbaring di sebuah padang rumput hijau dengan aliran air yang tenang. Bukankah itu terasa sangat nyaman? Seperti itulah yang Dia sediakan bagi kita.

3. Tuhan menyediakan kebutuhan rohani kita
Ayat 3 berkata "Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya." Disini Tuhan menyatakan secara langsung bahwa Dia tidak akan membiarkan jiwa kita gersang dan kering. Ada "Air Hidup" yang siap Dia alirkan bagi kita, seperti yang dikatakan Yesus kepada seorang wanita Samaria di sumur. "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup..barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:11,14).

4. Penyertaan dalam masa-masa sukar
Lebih lanjut dalam ayat berikutnya kita bisa menemukan sebuah janji yang tidak kalah pentingnya, yaitu penyertaan Tuhan dalam masa-masa sukar. "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (ay 4). Lihatlah bahwa Tuhan mengatakan:
- Tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian di luar sana, out there in the wilderness, even in the deep, sunless valley of the shadow of death.
- Menuntun kita kembali ketika kita memerlukan koreksi arah dengan "gada dan tongkatNya"
- Menyediakan penghiburan, dengan terus bersekutu dengan kita di masa-masa sukar yang tergelap sekalipun.

5. Memberi kesejahteraan melimpah
Ayat berikutnya mengatakan "Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah." (ay 5). Tidak hanya sekedar menyediakan sedikit, tetapi memberikannya dalam kelimpahan, until our cup runs over. God is the greatest Giver, Dia sangat murah hati dan siap menyediakan segala sesuatunya hingga berkelimpahan.

6. Memberi segala sesuatu yang baik bagi masa depan kita
"Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (ay 6). Disini kita bisa melihat sebuah masa depan yang indah disediakan bagi kita. Berada dalam rumah Tuhan akan menjamin semua kebutuhan kita tercukupi. Ada pengharapan dan masa depan yang pasti ketika kita ada di dalam Dia, dan Dia tinggal di dalam kita.

Mazmur 23 memuat kunci-kunci penting akan kebaikan Tuhan yang siap Dia limpahkan kepada kita. Mengetahui bahwa Tuhan menyediakan kebutuhan-kebutuhan kita dan akan selalu menyertai kita merupakan sebuah penghiburan dan kekuatan yang luar biasa. Tidakkah kita membutuhkan itu semua dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini yang sulit, terkadang bahkan bisa lebih sulit dari perkiraan atau kemampuan kita. Maka janji-janji Tuhan ini akan sangat menguatkan kita dalam menjalaninya. Knowing that God never ignores us, He cares, and He loves us. Isn't it wonderful? Mari kita renungkan dalam-dalam Mazmur 23 hari ini, dan lepaskanlah kekhawatiran dari diri anda, because The Lord is our shepard, we shall not lack.

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku

Alamat Url Blog ini telah bertukar

Salam sejahtera dalam damai kasih Yesus Kristus kepada semua pembaca blog saya.

Ini merupakan pemberitahuan bahawa alamat URL blog ini telah ditukar dari http://anakdombadotcom.blogspot.com kepada http://renungananakdomba.co.cc/. Diharap agar semua pembaca blog ini untuk mengemaskini bookmark anda dengan alamat URL yang baru. Diharap agar anda dapat menyokong pelayanan saya dalam memberitakan firman Tuhan melalui blog melalui doa ataupun menekan iklan yang muncul dalam blog ini.

Sekian,
Brian Ginsos

P/S: Alamat URL yang terdahulu masih boleh di gunakan tetapi akan di fowardkan ke alamat URl yang baru.

Selasa, 22 Februari 2011

Orang Lemah yang Kuat

II Korintus 12:9
".....Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 53; Kisah Para Rasul 25; Imamat 16-17
Apabila ada hal lain yang ingin kita benci melebihi dari kebencian kita terhadap kesombongan orang lain adalah kesadaran atas kelemahan diri kita. Biasanya kita akan menutupi segala kelemahan kita dengan berbagai macam cara agar hal itu dapat diketahui orang lain.
Bahkan rasul Paulus pun sampai harus diingatkan oleh Tuhan mengenai kelemahannya sendiri. Ia berulang kali ditusuk oleh "duri dalam daging" (II Korintus 12:7). Ia tidak mengatakan duri apa sebenarnya yang menusuk-nusuknya itu, tetapi penulis J.Oswald Sanders mengingatkan kita bahwa "duri tersebut melukai, merendahkan, dan membatasi Paulus". Sebenarnya ia sudah tiga kali meminta kepada Tuhan untuk mengambil duri tersebut, tetapi permohonannya ditolak. Ia kemudian justru menggunakan duri itu untuk bernaung pada kasih karunia Allah. Tuhan berjanji, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (ayat 9).
Dengan berani Paulus mulai "merangkul" kelemahannya dan menguji kasih karunia Tuhan. Itu merupakan sebuah jalan yang disebut Sanders "proses berjalan secara bertahap" dalam kehidupan sang rasul. Ia juga mencatat bahwa akhirnya rasul Paulus tidak lagi menganggap durinya sebagai "kekurangan yang membatasi", tetapi menganggapnya sebagai "keuntungan ilahi". Dan keuntungannya adalah: Ketika dirinya merasa lemah, ia justru kuat di dalam Tuhan.
Kekuatan Allah terlihat paling jelas dalam kelemahan kita.

Ahad, 20 Februari 2011

Mengapa Perlu Melayani Tuhan

Oleh Pdp. Yohannes Nahuway, S.Th.

“Melayani, melayani lebih sungguh.
Melayani, melayani lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku.
Melayani, melayani lebih sungguh.”
Pujian di atas adalah pujian yang sudah dikenal oleh kita semua dan bahkan sering dinyanyikan dalam ibadah-ibadah kita. Walaupun demikian, sudahkan kita menyanyikan pujian ini dengan hati yang benar-benar memaknai arti dari pujian ini?

Pada dasarnya, pujian di atas mengatakan bahwa kita melayani Tuhan lebih sungguh karena Tuhan lebih dahulu melayani kita. Dengan kata lain, pujian di atas mengatakan bahwa Tuhan telah melayani kita lebih dahulu, sehingga kita juga melayani lebih sungguh.

Kata “melayani” berasal dari akar kata “layan,” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) berarti membantu menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang.


Mengapa Kita Memiliki Kewajiban Moral Pada Allah?


1. Karena Allah Kita Telah Menciptakan Kita


Allah telah menciptakan kita untuk suatu tujuan dan manusia merupakan bentuk ciptaan yang tertinggi melebihi segala ciptaan lainnya. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, sehingga manusia melebihi malaikat. karena Allah telah menciptakan kita menurut rupa dan gambarNya. Allah telah menciptakan kita untuk mengasihi dan bersekutu denganNya. Oleh karena itu, manusia harus berterima kasih dan menghargai serta menghormati Allah.

2. Karena Allah Mengasihi Kita


Allah menunjukkan kasihnya dengan mengirim AnakNya yang tunggal untuk datang ke dalam dunia dengan menjadi seorang manusia. Yesus menanggalkan segala kemuliaan dan kebesaranNya. Bahkan Yesus mencurahkan darahNya di atas kayu salib untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Yesus membeli kita bukan dengan emas atau perak, tetapi dengan darahNya. Oleh karena itu, kita bukan saja milikNya tetapi kita juga berkewajiban secara moral untuk mengikuti dan melayaniNya karena Ia telah menyelamatkan kita dari hukuman dosa, dan telah memberi kita keyakinan untuk kehidupan yang kekal.

3. Karena Allah Ingin Bersekutu dengan Kita


Allah ingin bersekutu dengan manusia karena Ia telah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya. Allah ingin berada dalam hati manusia dan terus memiliki persekutuan dengan manusia. Allah adalah Roh dan Ia telah menciptakan manusia juga sebagai makhluk rohani. Roh manusia memiliki kemampuan untuk bersekutu dengan Allah. Manusia dapat membuat suatu persekutuan dan persahabatan yang intim dan dekat dengan Allah. Oleh karena itu, kita memiliki kewahiban moral untuk bersekutu denganNya, dan bahkan ini lebih istimewa daripada suatu kewajiban.


Apakah Kewajiban Moral Kita kepada Allah?


1. Untuk Memuji dan MenyembahNya


Penting bagi kita untuk menyembah Allah dalam kebenaran dan roh. Pujian dan penyembahan memberikan kebebasan dari dalam bagi manusia. Seperti yang dikatakan dalam Alkitab, Allah berhak atas segala pujian kita. Oleh karena itu, Allah harus disembah.

2. Untuk MelayaniNya


Melayani Allah sama pentingnya dengan memuji dan menyembahNya. Allah mengharapkan setiap orang untuk melanjutkan pekerjaan Yesus di bumi ini. Allah juga menempatkan suatu panggilan khusus pada kehidupan manusia untuk melayaniNya secara khusus. Berdasarkan panggilan ini, seseorang dapat melayani Allah sebagai rasul, nabi, gembala, penginjil, atau guru. Melayani Allah menurut kemampuan bukanlah suatu kewajiban melainkan suatu hak istimewa atau penghormatan.

3. Untuk Menjadi SaksiNya


Setiap orang percaya diharapkan untuk menjadi saksi untuk Tuhan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan bahwa manusia harus menjadi garam dan terang bagi dunia. Oleh karena itu, setiap orang percaya harus memberitakan Injil dan memenangkan jiwa-jiwa untuk Kristus.

4. Untuk Memiliki Perjanjian dengan Dia


Allah ingin mempunyai perjanjian dengan manusia. Dengan kata lain, Allah menginginkan kita untuk membuat suatu komitmen untuk melakukan suatu yang khusus untukNya dan untuk pelebaran kerajaan Allah. Allah tidak menyukai manusia yang tidak menepati janjinya, karena Allah mengharapkan manusia untuk membuatu suatu komitmen ketika mereka benar-benar ingin melayaniNya atau melakukan sesuatu untukNya. Oleh karena itu, Firman yang kita sampaikan, komitmen yang kita buat, dan perjanjian yang kita miliki bersama dengan Allah sangatlah penting.

5. Untuk Mematuhi Hukum-HukumNya


Allah membuat hukum-hukum ketika Ia menciptakan alam semesta dan bumi. Ketika manusia melanggar hukum Allah, manusia dihukumNya. Kita harus mematuhi hukum-hukum Allah karena dengan mematuhi hukum-hukumNya kita memperoleh keselamatan, keamanan, dan berkat untuk diri kita, serta mencegah kita menghadapi beberapa akibat karena pelanggaran atas hukum-hukum tersebut. Mematuhi hukum Allah merupakan suatu tindakan menghormati Allah, dan merupakan suatu tugas dan kewajiban moral kita yang bukan hanya mengetahuinya saja. Allah membuat hukum-hukumNya demi untuk kebaikan manusia.

6. Untuk Menghormati dan Takut akan Allah


Allah harus dihormati dan ditakuti, karena Allah maha kuasa, maha besar, dan maha agung. Alkitab mengatakan bahwa kita harus kudus karena Allah itu kudus. Alkitabpun mengatakan bahwa kita akan menerima berkat yang sangat istimewa jika kita hormat dan takut akan Allah. Oleh karena itu, kita memiliki tugas dan kewajiban moral untuk takut, menghargai, dan menghormati Allah dalam segala cara dan tidak menyakiti atau mendukakan Allah.

7. Untuk Mendirikan Kerajaan-Nya


Setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk mendirikan kerajaan Allah yaitu tubuh Kristus. Di dalam Alkitab, kerajaan Allah digambarkan sebagai kerajaan kebenaran, damai, dan sukacita dalam kekudusan. Yesus mendirikan kerajaan rohaniNya di bumi ini dan Ia menyuruh murid-muridNya untuk memperluas kerajaan ini ke seluruh dunia dengan cara memberitakan Injil sampai pada akhirnya. Kewajiban untuk mendirikan Kerajaan Allah merupakan suatu hak yang istimewa dan merupakan sukacita untuk melaksanakannya.

8. Untuk Mengenali Allah dan Mengalir BersamaNya


Setiap orang percaya diharapkan untuk sangat mengenali suara Allah dan mengalir bersama Roh Kudus. Merupakan tanggung jawab kita untuk mencari dan menemukan kehendak Allah serta mengetahui arti dari penglihatan yang diberikan Allah kepada kita. Kewajiban-kewajiban moral lain yang dimiliki oleh pelayan-pelayan Firman adalah untuk mengetahui kebutuhan orang-orang di sekeliling mereka dan untuk melayani mereka. Allah ingin berbicara dengan pelayan-pelayanNya secara terus menerus. Allah berbicara dengan mereka melalui bebagai cara, antara lain melalui suara yang keras, beban dan keinginan, pemikiran, kesaksian dalam Roh, Firman Tuhan, nubuatan, mimpi, dan melalui penglihatan. Oleh sebab itu, seseorang harus memiliki suatu hubungan dengan Allah dalam suatu cara agar ada suatu komunikasi yang tetap antara ia dan Allah.

Kita dapat mengetahui apakah sebuah ide, pemikiran, keinginan, penglihatan, atau nubuatan berasal dari Allah atau tidak dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah hal ini sesuai dengan Firman Tuhan?
2. Apakah saya memiliki kedamaian yang mutlak akan hal itu?
3. Akankah ini membawa kemuliaan dan hormat bagi namaNya?
4. Apakah saya benar-benar percaya bahwa hal itu merupakan suatu komunikasi dengan Allah?
5. Apakah ini menjadi berkat bagi orang lain?
6. Akankah ini membantu untuk mendirikan Kerajaan Allah?
7. Apakah saya memiliki keinginan yang bertumbuh untuk melaksanakannya?
8. Apakah ini susuatu yang baik?

Jika jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah positif, berarti bahwa itu merupakan suatu kehendak Allah dan kita dapat memilikinya. Umumnya pelayanan yang ditugaskan Allah pada kita merupakan usaha bersama antara Allah dengan manusia. Oleh karena itu, kita memiliki kewajiban moral untuk melangkah dengan iman dan melaksanakan perintah Allah, karena Allah tidak dan tidak akan melakukan apapun di bumi kalau tidak melalui manusia. Ketika kita menabur benih Firman Tuhan, Ia membuat benih itu bertumbuh dan berbuah.

Allah mengharapkan kita untuk menjadi kakiNya dalam mengabarkan Injil; tanganNya untuk memberi yang membutuhkan dan yang miskin; mulutNya untuk memberitakan Injil; mataNya untuk melihat kebutuhan orang-orang; telingaNya untuk mendengar tangisan orang yang sakit dan menderita; dan hatiNya untuk mengetahui kebutuhan orang-orang di sekitar mereka dan tergerak dengan belas kasihan dan kasih untuk menolong mereka. Ini merupakan kewajiban moral kita, karena Allah telah memberkati kita secara melimpah, sekarang merupakan tugas kita untuk menjadi berkat bagi orang lain.

9. Untuk Berkenan KepadaNya


Alkitab mengatakan bahwa tidak mungkin orang berkenan kepada Allah tanpa iman (Ibrani 11:6). Allah berkenan kepada Yesus Kristus karena Ia mematuhiNya setiap saat. Jika kita selalu mengetahui kehendak Allah dan melaksanakannya, Allah akan berkenan kepada kita.


Penutup


Sebagaimana dikatakan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Filipi bahwa Tuhan telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Kemudian dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Yesus telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib (Fil. 2:5-8). Di sini Paulus dengan gamblang mengatakan bahwa Yesus telah menjadi hamba bagi kita.

Oleh sebab itu, sebagaimana Yesus telah melayani kita, marilah kita juga melayani Tuhan dengan bentuk pelayanan di gereja.

Ibadah Yang Diselewengkan : TUHAN MENOLAKNYA!!!!!


Bacaan hari ini: 1 Samuel 13:6-14
Ayat mas hari ini: 1 Samuel 13:12
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 1-3

Sebuah gereja ingin ibadah Natalnya dihadiri banyak orang. Lantas, muncullah ide kreatif. Diumumkan di media massa bahwa dalam kebaktian Natal nanti akan ada door prize. Setiap orang yang datang akan diberi kupon. Setelah diundi, sang pemenang akan pulang dengan membawa hadiah berupa mobil! Cara ini terbukti ampuh. Ribuan orang hadir memenuhi tempat ibadah. Mereka beribadah sambil berharap agar bisa pulang membawa mobil baru.
Ibadah mestinya diselenggarakan untuk memuliakan Tuhan. Namun, bisa terjadi, penyelenggaraan ibadah disusupi motivasi lain. Raja Saul mengajak rakyat mempersembahkan korban bakaran sebelum maju berperang. Ibadah itu diadakan terutama bukan untuk menyembah Tuhan, melainkan untuk menggalang massa. Mempersatukan rakyat yang sudah tercerai-berai. Saul lebih memikirkan kepentingan rakyat daripada kepentingan Tuhan. Maka, aturan ibadah pun ia abaikan. Tidak sudi Saul menunggu Samuel yang sudah ditunjuk Tuhan memimpin ibadah (1 Samuel 10:8). Dipimpinnya sendiri ibadah itu. Yang penting ibadah berlangsung dan rakyat senang! Saul menjadikan ibadah hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya. Konsekuensinya fatal. Tuhan menolaknya!

Ibadah bukan wadah untuk pamer diri atau memikat massa. Jalankan ibadah hanya untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan menyenangkan hati jemaat. Jika Anda menghadiri ibadah, hadirlah dengan motivasi murni. Jangan jadikan ibadah saat untuk berpacaran, mencari rekan bisnis, apalagi sekadar menjadi ajang ”cuci mata”

IBADAH YANG TIDAK BERFOKUS KEPADA TUHAN
SAMA SEKALI BUKAN IBADAH YANG SEBENARNYA

Rabu, 16 Februari 2011

8 Sebab Orang Kristen Tidak Boleh Takut Mati

1. Tuhan telah memberi jaminan keselamatan kekal.
"... supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16). Keselamatan adalah janji Allah yang sudah dimiliki oleh setiap orang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Iman kita telah mengatakan demikian. Jika kita takut mati, itu adalah tanda bahwa kita belum percaya akan janji Tuhan. Sama saja dengan mengatakan bahwa Yesus bukan Tuhan dan janjiNya tidak ada pada kita.


2. Salah satu syarat untuk mengikut Yesus "Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci.... nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu" (Luk 14:26). Tanyakan pada diri anda sendiri, apakah anda masih menyayangi nyawa anda sendiri? Jika masih, anda tidak layak untuk menjadi orang Kristen.


3. Percuma saja menyayangi nyawa kita.
"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya," (Mat 10:39). Orang kristen yang takut mati biasanya akan lebih cepat mati, karena mereka tidak mati dalam Tuhan. Ingatlah akan kisah orang kaya yang sayang nyawanya, dia buat lumbung besar supaya bisa memuat harta bendanya untuk dinikmati sepanjang hidupnya. pada malam itu juga Tuhan mengambil nyawanya.


4. Tuhan menjaga keselamatan kita di bumi.
"Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:20b) "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;" (Mzm 23:4) Percayalah bahwa Tuhan kita Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa, Ia menyertai kita dan melindungi kita dari segala mara bahaya.


5. Takut adalah bukti ketidak percayaan kita."Mengapa kamu begitu takut? mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40) "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,...." (Rm 8:15)


6. Tuhan Yesus memberi perintah pada kita.
"sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yoh 13:34) "Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yoh 15:12-13)


7. Salah satu dari tanda-tanda orang percaya.
"mereka akan memegang ular dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;" (Mrk 16:18). Bisa anda bayangkan apa yang namanya memegang ular? pasti ada perasaan  takut digigit, takut kena bisa ular dan mati. Tetapi orang percaya mampu melakukannya karena memang percaya akan janji Allah.


8. Kematian bukan hal yang mengerikan, tetapi malah sebuah keuntungan.
Siapa diantara kalian yang mau masuk sorga? Lalu semua orang mengacungkan jarinya. Semua orang rupanya mau masuk sorga. Pertanyaan selanjutnya: Siapa yang mau merelakan nyawanya untuk Yesus supaya bisa masuk sorga? Semuanya terdiam. Tetapi, bukankah orang yang masuk sorga harus terlebih dahulu kehilangan nyawanya di bumi ini? Setiap orang pasti mati. Tetapi pertanyaannya apakah orang tersebut mati dalam Tuhan Yesus atau diluar Tuhan Yesus?

Menyangkal Yesus Atau Ditembak MATI????

Berikut ini adalah kesaksian dari Shanti (bukan nama asli) dimana dia pernah menghadapi tantangan dalam mempertahankan imannya kepada Yesus.
Bunyi-bunyi tembakan terdengar di luar gereja. Padahal sore itu gereja cukup ramai. Remaja-remaja hadir untuk mengikuti katekisasi dan penatua-penatua berkumpul untuk mengikuti rapat majelis. Ketika tembakan terdengar kami sedang menunggu kedatangan pak Pendeta. Aku pun berada di antara remaja-remaja itu. Peristiwa itu terjadi tahun 1964 waktu aku berusia 15 tahun.
Beberapa kawanku dan penatua-penatua segera lari. Kami tahu bahwa tembakan itu berasal dari sebuah gerombolan pengacau. Daerah tempat tinggal kami, daerah Bengkayang-Sanggau, Kalimatan Barat merupakan   daerah rawan yang sering dijadikan sasaran gerombolan pengacau.
Aku ingin lari, tapi apa dayaku, kakiku terasa lemas. Aku hanya diam ketakutan. Tiba-tiba enam orang gerombolan pengacau bersenjata masuk ke gereja. Di gereja hanya tinggal aku dan lima orang penatua yang   tidak sempat melarikan diri.
"Angkat tangan semuanya!" seru seorang anggota gerombolan itu. Kami berenam terpaksa mengikuti apa yang mereka perintahkan. Gerombolan yang lain segera mengepung kami dan mengacungkan laras senjatanya ke   tubuh kami. Aku sadar bahwa saat itu aku berada diantara hidup dan mati. "Turunkan gambar yang terpampang di atas itu!" sambungnya lagi seraya menunjuk gambar Tuhan Yesus yang berada di atas mimbar gereja. Aku tertegun melihat adegan itu. Dalam hati aku terus berdoa agar Tuhan campur tangan dalam situasi seperti itu. Rupanya karena takut ancaman senjata para gerombolan itu, maka diantara penatua ada yang berusaha menurunkan gambar Tuhan Yesus itu.
"Apakah ini benar gambar Tuhanmu?" tanyanya lagi. Sebagai jawabannya aku dan penatua-penatua itu menganggukkan kepala. "Kenapa kalian menyembah manusia semacam ini? Ayo ludahi dan kencingi gambar ini.   Kalau tidak kalian akan kubunuh semuanya!" bentaknya dengan suara keras. Karena takutnya, akhirnya satu demi satu penatua melaksanakan perintah si gerombolan.
Aku menunggu giliranku dengan rasa takut yang menjadi-jadi. Tapi pada saat yang genting itu terdengar suara yang berbisik di batinku: "Imanmu bisa menyelamatkanmu. Jangan lakukan perbuatan itu, apapun yang terjadi." Waktu aku diperintah untuk melaksanakan adegan seperti para penatua, aku menolaknya. Aku menangis, lalu merangkul gambar Tuhan Yesus yang telah dikotori itu. Kubersihkan kotorannya dengan sapu tanganku, tanpa sadar aku berkata, "Tuhan biarlah aku mati bersamaMu." Melihat kelakuanku itu, seorang anggota gerombolan   menghampiriku. "Bangkitlah dan duduklah di kursi itu," katanya. Aku pun duduk di kursi yang ditunjuknya sambil terus mendekap gambar Tuhan Yesus itu.
"Anak gadis, kau takkan kubunuh, karena kau telah memperlihatkan kesetiaan kepada Tuhan, walaupun harus berhadapan dengan maut. Dan kalian, yang lima orang lagi, berbarislah di sudut sana." katanya sambil menunjuk sudut gereja. Kelima orang penatua itu berbaris di sudut gereja.
"Kalian adalah manusia-manusia yang telah berani mengkhianati Tuhan kalian dan takut mati untukNya. Kalau manusia sudah berani berkhianat kepada Tuhannya, apalagi kepada sesuatu yang hanya berpredikat ideologi." Segera setelah ucapan itu selesai, serentetan tembakan dilepaskan dan ... terkulailah kelima penatua itu.
Aku tak sadarkan diri dan tak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Ketika aku sadar, kudapati diriku sudah ada di rumah orangtuaku.
Pengalaman yang dahsyat itu menyebabkan aku yakin bahwa iman adalah modal keselamatan. Dan itu tidak hanya berlaku bagiku, tapi bagi  setiap orang yang percaya kepada Dia. Hari-hari setelah kejadian itu tangan Yesus terasa sekali terus menyentuh ke dalam setiap relung kehidupanku. Juga gejolak batinku untuk terus mengiring Dia makin menjadi-jadi.
Setelah tamat SMA, aku melanjutkan ke sekolah Teologia. Tahun-tahun terus berlalu dan kini aku hidup sebagai pelayan Tuhan di tengah-tengah Jemaat di daerah pedalaman.
  Sampai hari ini dalam pengabdianku, ayat Efesus 2:8-9 selalu menjadi peganganku:
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

 [Catt.: Sampai saat ini Shanti masih aktif memberitakan Injil di pedalaman Irian Jaya.]
Diambil dan diedit dari tulisan Sulaeman Effendie -- bagian dari
Judul Buklet : Seri Kesaksian -- Menyangkal Yesus atau Ditembak Mati?; dan Delapan Kesaksian Lain
Penerbit     : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1999
Halaman     : 1-4

Menyingkap Situasi Sulit

Ayat bacaan: Yakobus 1:2-4
==================
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

menyikapi situasi sulitMengapa harus ada bagian yang sulit dan penuh penderitaan dalam hidup? Itu mungkin menjadi pertanyaan dari sebagian besar manusia, termasuk pula diantaranya orang-orang percaya. Ada banyak diantara kita yang mengira bahwa mengikuti Yesus artinya bebas secara total dari penderitaan. Itu sebabnya ada orang-orang yang memiliki motivasi mereka sendiri untuk beribadah. Tidak salah sama sekali memang untuk meminta pertolongan Tuhan, dan Tuhan sendiri menjanjikan begitu banyak berkat, mukjizat dan pertolonganNya kepada siapapun yang berseru kepadaNya dalam Kristus. Tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa walau bagaimanapun ada saat-saat dimana kita harus melewati situasi sulit, penuh duri yang menyakitkan. Apakah Tuhan senang menyiksa kita sewaktu-waktu? Tentu tidak. Tuhan tidak pernah senang melihat anak-anakNya menderita. Jika Dia senang, Dia tidak perlu repot-repot mengorbankan AnakNya sendiri untuk memastikan keselamatan kita bukan? Saya akan mengambil sebuah analogi yang sederhana. Anak-anak kecil biasanya akan sangat suka dengan permen yang manis. Mereka bisa sangat gembira dan menghabiskan banyak permen dalam waktu yang sangat singkat. Namun baikkah itu bagi mereka? Tentu saja tidak. Gigi mereka bisa rusak, dan mereka pun akan kekurangan gizi akibat tidak lagi mau makan makanan yang mengandung gizi baik. Ada saatnya kita harus memberi mereka sayur-sayuran yang tentu saja tidak seenak permen. Sayur bisa sangat pahit, tetapi justru mengandung banyak manfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan mereka. Dalam kerohanian pun demikian. Selalu berada dalam keadaan nyaman tidak akan baik bagi pertumbuhan iman kita. Kita bisa terbentuk menjadi orang-orang manja yang tidak peduli lagi kepada orang lain, terbuai dalam kenikmatan hidup dan kenyamanan.

Saya pernah mengalami proses pembentukan karakter selama 5 tahun. Itu masa-masa tersulit bagi saya yang mengalami langsung bagaimana semuanya dijungkirbalikkan justru setelah saya menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Pahit, pedih, sakit, semua itu saya jalani bertahun-tahun. Ketika mengalaminya tentu tidak enak sama sekali. Tetapi hari ini saya bisa bersyukur mengalami itu semua, dan tidak sia-sia rasanya ketika itu saya menangis sambil tetap tersenyum dan berusaha untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Tanpa mengalami itu semua, niscaya hari ini saya masih menjadi pribadi yang penuh pelanggaran mulai dari yang kecil sampai yang besar. Sampai hari ini pun ada kalanya kesulitan datang, tetapi saya terus menyikapinya dengan sikap yang sama. Tidak enak ketika kita berada dalam masalah, tetapi ada beberapa sisi positif pula. Kesulitan atau beban masalah biasanya saya pergunakan untuk belajar banyak. Itu bisa juga menjadi "a good wake up call", jika ada hal-hal yang saya lakukan sudah melenceng dari kehendak Tuhan, dan yang pasti, itu adalah saat dimana saya bisa menyadari betapa terbatasnya kemampuan manusia dan menggantungkan segalanya kepada Tuhan lebih lagi. Dan satu lagi, masalah adalah sebuah kesempatan besar untuk melihat langsung mukjizat Tuhan.

Jika masalah sehari-hari kita sudah berat, lihatlah bagaimana tekanan-tekanan yang dihadapi oleh orang percaya yang bisa sangat mengerikan di berbagai belahan dunia. Bentuk-bentuk represif bahkan penganiayaan sampai pembunuhan dialami sebagian dari kita dari waktu ke waktu. Bahkan di awal milenium ketiga dalam hitungan tahun Masehi ini pun tetap saja ada pengikut Kristus yang harus jadi martir atas imannya. Masalah yang kita hadapi mungkin belumlah seberapa dibanding mereka, tetapi sebesar apapun masalah itu, Firman Tuhan mengingatkan kita agar tidak menyerah dan kehilangan harapan. Bahkan kita tidak dianjurkan untuk bermuram atau bersedih. Firman Tuhan mengingatkan kita agar tetap bersukacita meski tengah berada dalam situasi seberat apapun.

Yakobus menyampaikan Firman Tuhan yang berbunyi: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:2-4). Apakah Yakobus sedang berada dalam keadaan baik ketika menulis ini? Tidak. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri betapa mengerikannya penganiayaan dan siksaan kejam hingga mati yang dijatuhkan kepada orang-orang yang mempertahankan imannya pada Kristus, termasuk pula dirinya sendiri. Bahkan Yakobus membuktikan ketaatannya sampai mati. Dalam Kisah Para Rasul 12:2 kita melihat dirinya dibunuh berdasarkan perintah Herodes dengan sebilah pedang. Tetapi dari dirinyalah kita bisa melihat seruan Tuhan tentang bagaimana kita harus menyikapi berbagai pencobaan itu. Yakobus menghimbau semua orang percaya untuk menghadapi semua pencobaan dan ujian dengan sukacita, iman dan optimisime. Yakobus sama seperti kita, tidak pernah mengharapkan terjadinya masa-masa sukar, tetapi ia mengingatkan kita agar tidak kehilangan pegangan dan tetap menyikapi kondisi sesulit apapun dengan sikap hati bersukacita. Mengapa? Karena masa-masa sulit itu, apakah itu berhubungan dengan kesulitan finansial, masalah kesehatan fisik dan psikis, hubungan atau relasi, karir atau pekerjaan, pendidikan dan lain-lain, apabila kita menyikapi itu semua dengan iman maka itu menjadi sebuah kesempatan besar bagi kita untuk bisa menjadi manusia dengan rohani yang dewasa dan matang.

Sebuah ujian seperti apapun bisa menghasilkan ketekunan yang akan berbuah matang. Oleh sebab itulah penting bagi kita untuk menyikapi dengan benar situasi-situasi sulit yang hadir dalam hidup kita. Diatas segalanya kita harus tahu bahwa dalam keadaan seperti apapun Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia terus dengan setia berada bersama kita, bahkan dalam keadaan tergelap sekalipun, seperti apa yang bisa kita baca dalam Mazmur. "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Seberat apapun masalah yang kita hadapi, penghiburan selalu disediakan Tuhan bagi kita.

Segala sesuatu di muka bumi ini ada masanya. Alkitab menyatakan hal itu. "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya" (Pengkotbah 3:1), termasuk "ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari." (ay 4) Pada saat kita dihadapkan pada waktu untuk menangis dan meratap, itu bukanlah saat Tuhan sedang bertindak kejam dan tertawa menyiksa kita. Disaat seperti itu kita bisa belajar banyak tentang kehidupan. Ada banyak manfaat yang akan sangat berguna bagi kita kelak yang akan sangat sia-sia apabila kita lewatkan hanya dengan keluh kesah, mengasihani diri berlebihan atau berputus asa. Ada kesempatan untuk menjadi rohani yang lebih matang dan dewasa ketika kita diijinkan untuk berada dalam situasi yang tidak nyaman. Sementara kita masih berada dalam situasi seperti itu, tetaplah bersyukur dan biarkan Tuhan terus mengisi hati anda dengan sukacitaNya yang sejati, sehingga pada waktu untuk tertawa dan menari itu datang kita akan memetik buah yang matang kelak.

"Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu." (Yesaya 43:2-3a)

Tuhan Menyediakan

Ayat bacaan: Keluaran 4:10
===================
"Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."

Tuhan menyediakanMenginginkan peningkatan dalam pekerjaan adalah dambaan semua orang. Tetapi berapa banyak yang berani melangkah menghadapi tantangan untuk itu? Kebanyakan orang hanya ingin gajinya atau jabatannya meningkat tanpa tambahan beban tanggung jawab dan pekerjaan. Itu tidaklah mungkin. Semakin tinggi kita naik, artinya semakin besar pula tanggung jawab yang harus kita emban. Tidak jarang pula kita harus berhadapan dengan tantangan-tantangan baru yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Bagi banyak orang hal seperti ini menakutkan, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap berjalan di tempat ketimbang melangkah naik ke jenjang berikutnya. Sangatlah ironis ketika ada banyak orang termasuk anak-anak Tuhan juga yang sulit maju karena merasa tidak mampu dan takut menguji kekuatan "sayap" mereka dalam berusaha. Yang lebih ironis lagi, ada di antara anak-anak Tuhan ini yang sebenarnya menyadari bahwa semua itu merupakan jalan dari Tuhan bagi mereka untuk maju, bahkan tahu bahwa Tuhan sudah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan anak-anakNya, tetapi rasa takut untuk melangkah tetap saja lebih dominan dalam diri mereka ketimbang mempercayakan Tuhan di atas segalanya secara nyata.

Masalah seperti ini sudah menjadi sebuah hal klasik sejak jaman dulu. Bahkan sosok besar seperti Musa sekalipun mengawali langkahnya dengan ketidakpercayaan diri berlebihan sehingga lebih mau menolak tawaran luar biasa Tuhan ketimbang menjalaninya dengan penuh rasa syukur. Ketika Musa diutus Tuhan buat kali pertama, Musa menanggapinya dengan merasa dirinya penuh kekurangan dan menyatakan tidak sanggup melakukan perintah Tuhan. "Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (Keluaran 4:10). Tuhan memberikan tugas yang mulia untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir dan menuju tanah berlimpah susu dan madu. Ini sebuah tugas mulia yang tidak diberikan kepada sembarang orang. Seharusnya Musa sadar bahwa itu adalah sebuah kehormatan besar. Tetapi Musa membiarkan dirinya dipenuhi berbagai alasan yang berdasar kepada keterbatasan atau bahkan kelemahannya sebagai seorang pribadi. "Aku tidak sanggup, aku gagap, mereka tidak akan mau mendengarkanku. Jadi utus saja orang lain, seperti saudaraku misalnya.." kira-kira seperti itulah jawaban Musa. Kita tidak akan tahu pasti apa yang mendasari pikiran Musa untuk merasa rendah diri seperti itu. Apakah karena ia harus terpisah dari orangtuanya sejak bayi dan harus berada dalam budaya asing, apakah karena ia merasa sebagai minoritas meski dibesarkan layaknya seorang pangeran, atau karena ia baru saja meninggalkan status kemewahannya untuk kembali kepada siapa dirinya yang sebenarnya, kita tidak tahu pasti. Tapi alasan-alasan seperti yang disampaikan Musa tersebut sesungguhnya dialami banyak orang hingga hari ini. Ada begitu banyak orang yang lebih mengarah kepada ketidakmampuannya ketimbang mempercayakan segala sumber daya, kemampuan, talenta terlebih penyertaan Tuhan untuk menapak naik.
Apa yang menjadi jawaban Tuhan atas perkataan Musa? "Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4:11-12). Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa semuanya ada ditanganNya, dalam kuasaNya. Artinya, jika Tuhan sudah memutuskan untuk memakai Musa, seharusnya Musa sadar bahwa Tuhan tentu sudah mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk itu. Bahkan secara langsung Tuhan mengatakan akan: (1) menyertai lidahnya, jika itu yang menjadi masalah buat Musa, dan (2) mengajarnya untuk menyampaikan apa yang harus ia katakan. Dari sini kita bisa melihat meski tugas itu tidak mudah, tetapi Tuhan sebenarnya hanya meminta kesediaan Musa untuk menjadi penyambung lidahNya. Kepada kita pun sama. Tuhan sudah menjanjikan rancangan masa depan yang penuh harapan seperti yang Dia firmankan dalam Yeremia 29:11, tetapi untuk itu dibutuhkan keberanian kita untuk melangkah atas dasar kepercayaan kita sepenuhnya untuk berada dalam kendali Tuhan. Ketika Tuhan menghendaki kita untuk naik lebih tinggi dan menuai berkatNya lebih lagi, pada saat itu pula Tuhan sebenarnya sudah menyediakan segala yang kita butuhkan untuk itu. Dia adalah Allah yang menyediakan, dan itu harus kita imani sungguh-sungguh agar kita tidak berhenti dengan berjalan di tempat saja.

Dalam Filipi Paulus berkata "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Lalu lihat pula janji Tuhan berikut: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (ay 19). Mengapa kita bisa menanggung perkara apapun? Sebab Tuhan telah menyediakan kekuatan bagi kita untuk menghadapinya. Jika demikian, mengapa kita harus takut keluar dari zona nyaman kita dan dengan berani menerima tantangan baru? Bukankah Tuhan ada bersama kita dan telah menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk bisa berhasil disana? Jika diantara teman-teman ada yang tengah mengalami pergumulan apakah harus menerima atau menolak sebuah kesempatan naik dengan tantangan yang lebih besar, marilah kita sama-sama menyadari bahwa Tuhan ada bersama kita dan menyediakan segalanya. Apakah anda merasa takut, merasa tidak pantas atas pekerjaan yang lebih baik, merasa tidak sanggup untuk kembali belajar untuk meraih gelar, menceritakan kebaikan Tuhan kepada orang lain dan sebagainya, apapun itu yang membuat anda berpikir bahwa anda tidak mampu dan dengan demikian membuat jiwa anda mengerucut semakin kecil, ingatlah bahwa ketika Tuhan membentangkan sebuah tantangan baru di hati anda, itu artinya Dia sudah memberikan semua sumber daya yang anda perlukan untuk bisa mencapai sukses. Percayakan semuanya kepada Tuhan dan patuhlah kepada perintahNya. Anda akan bersyukur kelak ketika menyadari betapa baiknya Tuhan kita, Tuhan yang menyediakan.

Ketika Tuhan menyuruh, Dia sudah melengkapi terlebih dahulu

Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com/

Mengalami Kemuliaan Tuhan

Ayat bacaan: Keluaran 33:11
===========================
"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu."

yosua, mengalami kemuliaan TuhanMengalami kemuliaan Tuhan dan merasakan hadiratNya tentu merupakan keinginan kita semua. Terkadang berbagai kesibukan yang menyita waktu membuat kita menomor duakan menjalin hubungan dengan Tuhan, melewatkan saat-saat teduh, lupa berdoa, dan akhirnya tidak lagi menempatkan Tuhan sebagai prioritas tertinggi dalam hidup. Berbagai dosa dan godaan dunia, dan keinginan daging pun dapat menyebabkan orang kehilangan kemuliaan Tuhan dalam hidupnya. Hari ini saya ingin mengajak teman-teman untuk melihat kisah Yosua.

Yosua adalah hamba Musa yang setia, yang selalu mengikuti kemanapun Musa pergi. Pada periode kehidupan di padang gurun pun, Yosua selalu hadir di dekat Musa dan melihat segala yang terjadi. Salah satu saat terpenting yang ia alami adalah melihat sendiri peristiwa perjumpaan Musa dengan Tuhan.

"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu."

Ada sesuatu yang menarik dari ayat bacaan diatas, dimana ketika Musa sudah selesai berbicara dan meninggalkan kemah, Yosua anak Nun memilih untuk tetap tinggal di kemah. Mengapa? Sepertinya Yosua terpesona dengan apa yang ia saksikan dan rasakan, yakni hadirnya kemuliaan Tuhan di dalam kemah itu. Yosua tidak ingin berpisah dari hadirat Tuhan yang hadir disana. Saya yakin sejak saat itu Yosua semakin gigih berusaha untuk belajar bagaimana agar dia bisa semakin intim dengan Tuhan, tidak hanya sebagai penonton dari jauh tapi sebagai pelaku, tetap berada dalam kemuliaan itu dan mengalami seperti Musa. Maka selanjutnya kita menyaksikan bahwa ia dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa dan memimpin bangsa Israel untuk masuk ke tanah terjanji, Kanaan. "Kepada Yosua bin Nun diberi-Nya perintah, firman-Nya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan membawa orang Israel ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka, dan Aku akan menyertai engkau."(Ulangan 31:23). Yosua sejak muda sudah belajar untuk mengejar kemuliaan Tuhan, dan hasilnya tidaklah sia-sia.

Allah sangat merindukan orang yang selalu rindu untuk berbicara dengan Dia, bukan sekedar berbicara tentang Dia. Kita bisa belajar dari orang-orang yang selalu merindukan Tuhan seperti Yosua. Firman Tuhan dalam Mazmur berkata "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau." (Mazmur 84:5). Dalam perjanjian baru kita melihat bahwa bagi orang-orang seperti ini, Tuhan akan memberitahukan banyak hal. "Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" (Kolose 1:27). Dalam bahasa Inggrisnya (amp) lebih jelas, "Christ within and among you", "Kristus ada di dalam kita dan bersama kita". Haleluya! Ini yang membedakan antara anak-anak Tuhan dengan warga dunia lainnya, yaitu kehadiran Tuhan berjalan bersama dengan kita. Ini pula yang dikatakan Musa. "Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" (Keluaran 33:16).

Belajar dari Yosua, agar bisa merasakan kemuliaan Tuhan dan mengalami perjalanan bersama Tuhan sepanjang hidup kita, inilah hal yang harus kita lakukan.
1. Setia dalam melayani
Yosua adalah hamba yang setia pada Musa, dan kesetiaannya itu menjadikan dirinya sebagai pewaris Musa. Kita harus memiliki hati hamba yang selalu rindu untuk melayani. Begitu pula Yesus datang ke dunia untuk melayani dan bukan dilayani bahkan memberi nyawaNya untuk menebus banyak orang. (Markus 10:45)
2. Mencintai Hadirat Tuhan
Yosua tidak meninggalkan kemah karena ia benar-benar rindu untuk terus merasakan hadirat Tuhan hadir dalam hidupnya. Jangan sampai Tuhan menjadi prioritas kesekian dalam hidup. Kita harus terus tekun berdoa dan hidup dari firman Tuhan (Matius 4:4).
3. Punya iman penuh dan tetap percaya
Ingatlah bahwa Yosua adalah salah satu yang diutus Musa untuk mengintai situasi Kanaan. Ketika 10 orang pesimis, hanya Yosua dan Kaleb lah yang punya iman teguh pada Tuhan dan merasa yakin mereka pasti akan mampu merebut tanah terjanji. (Bilangan 13:30). Ia pula yang memimpin peperangan melawan orang Amalek di Rafidim.(Keluaran 17:8-16). Iman penuh akan Kristus akan membuat kita mampu merasakan kasih karunia, dan dengan demikian kita akan selalu hidup dalam pengharapan dan menerima kemuliaan Allah.(Roma 5:2).

Teruslah berkomitmen untuk hidup dalam kekudusan dan keintiman dengan Tuhan agar kemuliaan Tuhan selalu hadir dalam diri kita

Jumaat, 11 Februari 2011

Lakaran Neraka





Markus 9:48
 "di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam"  

   Lukisan-lukisan dari JURANG MAUT


Seorang pelukis muda Korea telah dibawa ke Neraka.
Pelukis telah dibawa ke Neraka oleh Tuhan Yesus Sendiri.

Pelukis ini telah menghadiri pertemuan doa semalaman pada
bulan April 2009 dan terus melakukannya selama ini sudah lebih
dari setahun.


Pelukis: “Karena saya berdoa sepanjang malam, sekarang
 saya lebih mampu mengasihi Yesus lebih dari pada sebelumnya
” … Suatu hari … Yesus datang dan berkata di dalam hatiku,
 ”Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal surgawi yang lebih
dalam.” 


Saya pikir saya akan mengunjungi sorga, tapi sebaliknya
saya telah mengunjungi neraka… Segera sesudah Yesus berbicara
ke dalam hati saya, kami masuk ke dalam alam spiritual…
Yesus membawa saya dan menunjukkan kepada saya neraka
terlebih dahulu…

Selagi saya mengikuti Yesus, saya menangis sepanjang waktu
-

Lalu saya mulai mendengar suara-suara lenguhan, teriakan
dan ratapan…. “Ahhhhhh!!!”

Pelukis: “Kebanyakan orang salah mengerti mengenai
neraka. Mereka terlena oleh muslihat dan banyak orang berpikir sekedar
jika engkau “percaya” tentang Yesus Kristus, sorga akan menjadi tujuan akhirmu. Beberapa orang bahkan berpikir jika mereka meninggal itulah akhir dari segalanya, tidak ada apa-apa lagi.
Banyak orang percaya seperti yang mereka pikirkan. Oleh karena itu mereka menjalani kehidupan mereka sebagaimana yang mereka inginkan…


Yesus membawa banyak orang ke neraka dan menunjukkannya
kepada mereka.
Yesus: Aku melihat tak terhitung orang yang sedang jatuh ke
dalam lautan api neraka yang dalam setiap hari…
Tolong ceritakan kepada orang-orang apa yang telah
engkau saksikan di neraka! Engkau harus menceritakan
kepada mereka mengenai neraka! Ceritakanlah kepada
orang-orang betapa sangat buruk dan sangat mengerikan
neraka itu. Engkau harus melukis adegan neraka seperti
engkau berada di dalam hati-Ku. Lukiskanlah adegan-adegan
itu dengan hati-Ku yang pilu!


Mereka sedang jatuh ke dalam Api Neraka
-
Lukiskanlah itu dengan hati-Ku yang pilu …

Pelukis: Selagi saya melukiskan adegan-adegan neraka, Iblis
menyerang saya dengan sangat hebat… tetapi saya ingin
meneriakkan kepada dunia dengan hati Yesus melalui lukisan-lukisan ini…
Saya ingin menceritakan hati Yesus yang pilu dan betapa
Dia sangat kasihan kepada orang-orang yang sedang jatuh
ke dalam neraka setiap hari!



-

Orang-orang disiksa di atas salib

Orang-orang yang tidak mau makan Roti Hidup…

-

Ia tidak mau makan Roti Hidup (Firman Tuhan)

Orang-orang yang tidak mau membincangkan kehidupan mereka
dengan Yesus melainkan membuat keputusan-keputusan mereka
sendiri dan mengikuti keinginan mereka sendiri.


Orang-orang yang minum, mengambil bagian dan makan hal-hal yang terlarang.
-
-
 

Yesus: Tolong katakan kepada orang-orang yang menyakiti hati
orang lain dengan kata-kata mereka bahwa mereka tidak boleh
menyakiti atau melukai saudara-saudara mereka dalam Kristus.
Mereka tidak boleh berkata-kata dengan tidak mempedulikan orang lain.

Berbicara tanpa mempedulikan atau mengasihi

Hukuman untuk berdusta.
Pendusta... 
Mencuri uang atau dana-dana …

Orang-orang yang mencuri uang akan ditikam dengan panah-panah
 dan/atau ditusuk dengan jarum-jarum.
Penganiayaan terhadap injil.


 
Separuh pertama dari potret ini menggambarkan setan-setan yang mempengaruhi para penganiaya (orang-orang) untuk menganiaya dan mengusik atau membunuh para pembawa pesan Injil yang benar dan sepenuhnya. 

  
Beginilah siksaan terhadap para pembunuh, pemerkosa 
dan penculik anak-anak.
   
Wanita ini melihat ke luar… “Jika saja saya bisa keluar ke situ!”
 
Saya berharap seandainya saya bisa keluar dari sini….!
Tempat bagi serangga-serangga terletak di neraka.
Bagian neraka ini adalah untuk orang-orang yang melakukan dosa
dengan pikiran-pikiran mereka dan bagi mereka yang dipenuhi
dengan pikiran dan pengetahuan mereka sendiri.
Mereka diselimuti oleh ngengat-ngengat yang tak terhitung banyaknya.
Seluruh tubuh mereka dilukai oleh serangga-serangga.
 Ulat-ulat dan serangga-serangga di neraka berukuran j
auh lebih besar dari pada yang ada di bumi.
Ribuan belatung dan serangga keluar masuk di mulut,
telinga dan kepala mereka, merayap di seluruh tubuh mereka!

Orang-orang ini dipenuhi dengan pikiran-pikiran 
dan pengetahuan mereka sendiri.

Bagian neraka ini adalah untuk orang-orang yang bersikeras
dengan sudut pandang mereka. Misalnya,
“Mengapa Yesus harus bekerja dalam kehidupan saya atau di dalam saya? Siapakah saya? Saya pikir Dia tidak mengasihi saya.
Saya sangat jahat. Saya pikir Dia tidak akan mengasihi
seseorang seperti saya.” Orang-orang yang tidak berusaha
menyesuaikan pikiran-pikiran mereka dengan Tuhan
akan berakhir di neraka. Kita harus memperbaiki pikiran-pikiran kita menjadi benar.
Ini juga adalah orang-orang yang melanggar Firman
Tuhan dan mengacuhkan perintah-perintah Tuhan. Mereka akan digoreng di atas wajan di neraka dengan dibakar oleh api neraka.


 
Bagian neraka ini adalah untuk orang-orang yang tidak menyebarkan Injil. Mereka tidak memberitakan Kabar Baik kepada yang terhilang.



Siksaan ini adalah untuk orang-orang yang telah mengabaikan Firman Tuhan dan terus melakukan dosa. Di mata Tuhan mereka adalah orang-orang yang melaksanakan kejahatan

Neraka ini adalah untuk mereka yang telah mengeluh dan bersungut-sungut bahkan di dalam hati mereka.

Tempat di neraka ini adalah bagi orang-orang yang mempunyai suatu
keluarga tapi telah mengkhianati pasangan-pasangan mereka dan/atau menjadi homo dan/atau biseksual. Mereka akan ditusuk dengan pisau-pisau dan tombak.



Orang-orang yang rusak secara seksual. Bagian pribadi mereka akan ditikam setiap detik.


Neraka ini adalah untuk orang-orang yang menyembah berhala-berhala, memiliki pikiran-pikiran jahat dalam kepala mereka dan telah
sedemikian keras kepala dengan cara-cara mereka sendiri.

 
Tempat itu tidak berakhir. Penyiksaan itu tidak akan berhenti.  
Jika engkau tidak bertobat …

Seorang wanita dan seorang anak laki-laki di dalam lukisan ini adalah ibu dan anak ketika mereka hidup di bumi. Namun karena sakit yang tidak tertanggungkan, mereka tidak mengasihi satu dengan yang lain, tapi berusaha untuk meloloskan diri dari penyiksaan itu dengan melangkahi satu dengan yang lain.


Yesus sedang berkata… Berfokuslah kepada-ku… 
Engkau harus berfokus hanya kepada-Ku..


Engkau harus membunuh Iblis atau setan yang hidup di dalammu… 
 
IBLIS DARI TV:
Selagi orang-orang menonton film-film dunia yang dipenuhi kekerasan,
setan-setan sebenarnya menyiksa jiwa orang itu tanpa orang itu
sadari atau ketahui. Selagi seseorang menonton adegan-adegan dari TV, jiwanya disiksa dan disakiti. Jiwa itu dilukai dan dihancurkan.
Menonton TV duniawi sama sekali tidak membantu orang-orang
Kristen dalam cara manapun untuk membuat kemajuan dalam hubungan kasih mereka dengan Tuhan, Mempelai kita Yesus. Kita bisa menonton sedikit beberapa berita, namun saya mohon, jangan menonton  TV, titik! Amin!!
-
Pelukis:
Selagi Yesus menyaksikan dosa-dosa yang diperbuat oleh
seseorang, Dia menangis. Iblis dan setan-setannya akan mengikat
tubuh-tubuh dari para pendosa sedemikian erat dengan rantai-rantai
besi dan mereka akan mengendalikan kita. Oleh karena itu para
pendosa akan masuk lebih dalam dan lebih dalam lagi ke
dalam dosa. Saya memohon kepadamu untuk tidak melakukan
dosa. Jangan hidup seperti yang engkau inginkan.
Di neraka, indera-indera seratus kali lipat lebih peka
dari pada yang engkau rasakan di alam jasmani,
karena itu sakitnya jauh lebih parah.

 

REALITA MENGENAI MEROKOK DAN MINUM ALKOHOL
Roh ular memenuhi minuman-minuman alcohol dan dalam rokok
-
Kolose 3:5-6. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).


Ini menunjukkan kepada kita apa yang terjadi ketika kita bertobat dan berdoa di hadapan Tuhan, bala tentara malaikat akan turun dan menikam setan-setan itu dengan pedang-pedang mereka.

-
Jangan pergi ke neraka!!!
  
2 Petrus 3:9
...karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.


Sumber,
YesusKristus.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
© Hak Cipta Terpelihara. AnakDomba.My. 2009-2013
© All Rights Reserved. AnakDomba.My. 2009-2013