Jumaat, 6 Mei 2011

Perkataan harus dijaga

“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, bero!eh kasih karunia”. Efesus 4:29
Hidup di zaman modern ini membuat anak Tuhan harus berhadapan dengan banyak tantangan terutama pengaruh pengaruh buruk dari orang orang sekitar film iklan dan media cetak yang seringkali menampilkan dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang kasar kotor dan sia-sia. Berhati-hatilah, inilah juga yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Efesus Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata kata yang hampa karena hal hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka (Efesus 5 6). Fenomena ini tidak hanya terjadi masa kini dulu di masa pelayanan Paulus pun umat Tuhan dihadapkan dengan permasalahan yang sama yaitu hal perkataan atau ucapan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Paulus menekankan agar kita berhati hati dengan ucapan kita sehingga bukan perkataan yang kotor negatif atau sia-sia yang keluar dari mulut kita.

Ketika kita berbicara hendaknya ucapan kita adalah ucapan yang membangun dan memberkati orang lain. Demikianlah firman Tuhan: “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;” (1 Petrus 4:11a). Jelaslah bahwa perkataan yang baik itu dapat dipakai Tuhan untuk membangun dan menguatkan orang lain sehingga mereka dapat merasakan kasih dan anugerah-Nya turun atas mereka. Terlebih lagi melalui setiap perkataan/ucapan kita, kehidupan kita dapat menjadi berkat di mana pun kita berada. Tetapi apabila kita mengeluarkan. kalimat kasar atau ucapan-ucapan negatif, hal ini tidak hanya berdampak buruk terhadap orang lain yang mendengarnya, tetapi juga bagi kita sendiri. Ucapan kita itu akan merusak orang lain dan akan menghancurkan semua bentuk hubungan. Maka dari itu, berhati-hatilah dengan setiap ucapan kita!
Kalau kita mengasihi orang lain, kita akan mempertimbangkan apa yang hendak diucapkan. lsilah perbendaharaan hati dan pikiran kita dengan hal-hal yang positif, iman dan kasih, maka itu juga yang akan keluar dari mulut kita, “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.” (Matius 12:34b).

Sudahkah kita menjadi saksi Kristus melalui perkataan kita setiap hari?

Efesus~
4:17    Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
4:18    dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
4:19    Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
4:20    Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
4:21    Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
4:22    yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23    supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24    dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25    Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:26    Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
4:27    dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
4:28    Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
4:29    Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
4:30    Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
4:31    Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
4:32    Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Memaafkan lewat Perbuatan

Bacaan hari ini: Filemon 1:8-17
Ayat mas hari ini: 1 Yohanes 3:18
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 29-30; Matius 9:1-17

Tanggal 13 Mei 1981 dunia gempar dengan peristiwa ditembaknya Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus Vatikan. Penembaknya Mehmet Ali Agca. Paus menderita luka serius dan nyaris meninggal. Sesaat sebelum jatuh pingsan, Paus sempat berkata, “Ya Tuhan, ampunilah dia.” Empat hari kemudian setelah mulai pulih, secara terbuka Paus menyatakan memaafkan perbuatan Agca. Dua tahun sesudahnya, pada 27 Desember 1983, Paus mengunjungi Agca di Penjara Rebbibia, Roma. Ia berbicara dari hati ke hati dengan orang yang pernah hendak membunuhnya itu. Ia menegaskan kembali telah memaafkan Agca. Tahun 2000 Paus meminta pengampunan bagi Agca kepada Pengadilan Roma, yang membuatnya hanya menjalani 19 tahun dari masa hukuman seumur hidup.

Memaafkan memang tidak cukup hanya diucapkan di mulut, perlu juga ditampakkan dalam perbuatan. Onesimus pernah melakukan kesalahan besar terhadap Filemon, tuannya, sebelum akhirnya ia bertemu dengan Paulus di dalam penjara, lalu bertobat dan menjadi sahabat dekat (ayat 12). Untuk itulah Paulus menulis surat kepada Filemon, yaitu meminta Filemon memaafkan dan menerima kembali Onesimus (ayat 15,16).

Adakah seseorang yang pernah menyakiti Anda; menimbulkan kepahitan yang menggoreskan luka di hati? Sangat baik kalau Anda telah memaafkannya. Tetapi akan jauh lebih baik kalau kata maaf itu Anda nyatakan juga dalam perbuatan. Mungkin dengan memberinya kembali kesempatan, atau bertegur sapa kembali sebagai teman. Hal itu bukan saja akan lebih menolongnya, melainkan juga akan lebih menolong Anda.

MEMAAFKAN DENGAN UCAPAN BARULAH SEPARUH PERJALANAN. SEPARUHNYA LAGI MEMAAFKAN DENGAN PERBUATAN

Dipetik daripada : YesusKristus.Com

Isnin, 11 April 2011

Mengapakah Tuhan meletakkan pokok pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat di taman Eden?


Tuhan meletakkan pokok pengetahuan tentang yang baik dan jahat di taman Eden untuk memberikan Adam dan Hawa pilihan untuk mentaati atau tidak mentaati-Nya. Adam dan Hawa diberikan kebebasan untuk melakukan apa sahaja yang mereka kehendaki, kecuali memakan buah dari pokok pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Kejadian 2:16-17, “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”. Sekiranya Tuhan tidak memberikan mereka pilihan itu, maka Adam dan Hawa akan seperti robot-robot yang hanya melakukan senarai tugas yang diprogramkan dalam sistem mereka. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa menjadi mahluk yang “bebas”, mampu untuk membuat keputusan dan dapat memilih di antara yang baik dengan yang jahat. Mereka perlu diberikan titik membuat pilihan supaya mereka benar-benar menjadi mahluk yang bebas.

Tidak ada kejahatan pada pokok atau buah daripada pokok terlarang itu. Bukan soal memakan buah terlarang itu yang telah memberikan pengetahuan tambahan kepada Adam dan Hawa. Perbuatan tidak mentaati itulah yang telah membuka mata mereka terhadap kejahatan. Dosa ketidaktaatan mereka terhadap Tuhan telah membawa dosa dan kejahatan ke dalam dunia dan kehidupan mereka. Memakan buah terlarang sebagai satu tindakan yang tidak mentaati, telah memberikan Adam dan Hawa pengetahuan tentang yang jahat (Kejadian 3:6-7).

Tuhan tidak mahu Adam dan Hawa berbuat dosa. Sejak awal Tuhan sudah mengetahui apa yang akan diakibatkan oleh dosa. Tuhan tahu Adam dan Hawa akan berbuat dosa dan akan membawa kejahatan, penderitaan dan maut ke dalam dunia. Jadi mengapakah Tuhan mengizinkan Iblis menggoda Adam dan Hawa? Tuhan mengizinkan Iblis menggoda Adam dan Hawa supaya mereka membuat pilihan. Berdasarkan kebebasan mereka untuk membuat pilihan, Adam dan Hawa telah memilih untuk tidak mentaati Tuhan dan memakan buah terlarang itu. Akibatnya wabak kejahatan, dosa, penderitaan, penyakit dan kematian telah menular ke seluruh dunia semenjak peristiwa itu. Pilihan Adam dan Hawa telah mengakibatkan setiap orang dilahirkan dengan sifat berdosa dan kecenderungan untuk berbuat dosa. Pilihan Adam dan Hawa itu menuntut Yesus Kristus untuk mati di kayu salib dan mencurahkan darah-Nya bagi pihak kita. Melalui iman di dalam Yesus Kristus kita dapat dibebaskan daripada akibat-akibat dosa dan akhirnya daripada dosa itu sendiri. Kita dapat menyerukan kata-kata Rasul Paulus dalam Roma 7:24-25, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!”

Rabu, 6 April 2011

Siapakah Roh Kudus???

Terdapat banyak salah faham mengenai identiti Roh Kudus. Ada orang yang menganggap Roh Kudus sebagai kuasa mistik. Ada pula orang yang menganggap Roh Kudus sebagai kuasa Tuhan yang boleh diperolehi oleh orang yang percaya kepada Kristus. Apa yang dikatakan oleh Kitab Injil mengenai identiti Roh Kudus? Secara ringkas, Kitab Injil mengatakan bahawa Roh Kudus ialah Tuhan. Kitab Injil juga mengatakan bahawa Roh Kudus mempunyai Pendirian, suatu Kewujudan yang mempunyai fikiran, emosi dan niat.

Fakta-fakta yang menunjukkan Roh Kudus ialah Tuhan boleh dilihat dengan ketara dalam banyak ayat-ayat suci Kitab Injil seperti Kisah Rasul-Rasul 5:3-4. Dalam ayat ini, Petrus menegur Ananias dan bertanya mengapa dia menipu Roh Kudus dan berkata bahawa Ananias “bukan hanya menipu manusia tetapi juga Tuhan.” Adalah ketara bahawa menipu Roh Kudus adalah sama dengan menipu Tuhan. Kita juga boleh mengetahui bahawa Roh Kudus ialah Tuhan kerana Dia mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat ketuhanan. Sebagai contoh, Roh Kudus hadir di semua tempat seperti yang dikatakan di Mazmur 139:7-8, “Ke manakah aku dapat pergi untuk menjauhkan diri daripada roh-Mu, ke manakah aku dapat lari dari hadirat-Mu? Jika aku pergi ke syurga, Engkau di sana; jika aku tidur di alam maut, Engkau di sana juga.” Kemudian di 1 Korintus 2:10 kita dapat melihat sifat maha-pengetahuan Roh Kudus. “Tetapi melalui Roh-Nya, Allah menyatakan rancangan-Nya kepada kita. Roh Allah menyelidiki segala sesuatu, bahkan rancangan Allah yang paling tersembunyi sekalipun.”

Kita ketahui bahawa Roh Kudus adalah Bersendirian kerana Dia mempunyai fikiran, emosi dan tekad. Roh Kudus berfikir dan mengetahui (1 Korintus 2:10). Roh Kudus boleh dipisahkan (Efesus 4:30). Roh Kudus membuat rayuan bagi pihak kita (Roma 8:26-27). Roh Kudus membuat keputusan mengikut kehendaknya sendiri (1 Korintus 12:7-11). Roh Kudus ialah Tuhan, Orang Ketiga dalam Triniti. Seperti Tuhan, Roh Kudus boleh berfungsi sebagai Penasihat dan Pembawa ketenangan yang dijanjikan oleh Yesus (Yohanes 14:16,26; 15:26).

Selasa, 5 April 2011

Saya Jatuh Cinta??

Cinta adalah satu perasaan emosi yang sangat kuat. Ia sangat memotivasikan kehidupan kita. Kita membuat banyak keputusan penting berdasarkan perasaan ini dan berkahwin sebab kita merasa “di lamun cinta”. Ini mungkin penyebab perceraian kepada lebih separuh perkahwinan kali pertama . Alkitab berkata cinta sejati bukanlah perasaan yang boleh datang dan pergi. Cinta sejati tidak boleh datang dan pergi sebab ia merupakan satu keputusan. Kita tidak hanya mengasihi mereka yang mengasihi kita tetapi lebih lagi terhadap orang yang membenci kita sebagaimana Kristus mengasihi orang-orang yang sukar dikasihi (Lukas 6:35). “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (Korintus 13:4-7).

Mudah sekali untuk “jatuh cinta” dengan seseorang, tetapi ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab samada perasaan kita itu merupakan cinta sejati. Pertama, adakah orang ini seorang Kristian? Adakah orang ini telah menyerahkan hidupnya kepada Kristus? Adakah dia berharap sepenuhnya kepada Kristus untuk keselamatannya? Kedua, apabila anda mempertimbangkan untuk memberikan hati dan perasaan anda kepada seseorang, anda perlu bertanya samada anda bersedia mementingkan orang itu melebihi orang lain dan hubungan anda mendapat tempat kedua hanya kepada hubungan peribadi anda dengan Tuhan? Alkitab berkata apabila dua orang berkahwin, mereka menjadi satu daging (Kejadian 2:24; Matius 19:5).

Kita juga perlu mempertimbangkan samada orang yang kita cintai itu merupakan calon pasangan hidup yang baik. Sudahkah dia meletakkan Tuhan sebagai yang terutama dalam kehidupannya? Dapatkah orang ini memberikan waktu dan tenaganya untuk membina perhubungan ke dalam perkahwinan yang akan bertahan? Tidak ada pengukur untuk mempastikan keadaan yang benar-benar sedang bercinta dengan seseorang, tetapi sangat penting untuk menilai samada kita mengikut kehendak Tuhan bagi hidup kita atau sekadar mengikut perasaan. Cinta sejati merupakan keputusan dan bukan perasaan. Cinta sebenar menurut Alkitab adalah cinta yang akan terus mencintai seseorang pada segala waktu dan bukan hanya sewaktu sedang “dilamun cinta”.

Ahad, 20 Mac 2011

Tanda-tanda Akhir Zaman


Matius 24: 5-8 memberikan kita beberapa petunjuk penting supaya kita dapat mengenal kedatangan akhir zaman yang semakin hampir “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di pelbagai tempat.” Pertambahan messias-messias palsu, peperangan, kebuluran, penyakit berjangkit, dan bencana alam—semua ini merupakan tanda-tanda akhir zaman. Namun dalam bahagian Firman Tuhan ini kita diberikan amaran supaya tidak mudah terpedaya sebab semua itu merupakan permulaan rasa sakit bersalin, sedangkan akhir zaman masih jauh lagi.

Beberapa penafsir melihat setiap gempa bumi, pergolakan politik dan setiap serangan ke atas Israel sebagai petanda bahawa akhir zaman sedang rancak berlaku. Walaupun peristiwa-peristiwa ini memberi isyarat terhadap akhir zaman namun bukan petanda bahawa akhir zaman sudah tiba. Rasul Paulus memberikan amaran bahawa akhir zaman akan diwarnai dengan kemunculan banyak pengajaran-pengajaran yang palsu. “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan” (1 Timotius 4:1). Akhir zaman digambarkan sebagai “masa yang sukar” disebabkan bertambahnya kejahatan manusia dan orang-orang yang melawan kebenaran secara aktif (2 Timotius 3:1-9; see also 2 Tesalonika 2:3).

Petanda lain termasuklah pembangunan semula Bait Allah di Yerusalem, kebencian semakin meningkat terhadap Israel dan pergerakan ke arah satu kerajaan dunia. Tanda akhir zaman yang paling menonjol adalah negara Israel. Dalam tahun 1948 negara Israel diakui sebagai sebuah negara berdaulat untuk kali pertama sejak tahun 70 M. Tuhan berjanji kepada Abraham bahawa keturuannnya akan memiliki Kanaan sebagai “milik selama-lamanya” (Kejadian 17:8). Yehezkiel telah menubuatkan kebangkitan bangsa Israel (Yehezkiel 37). Israel sebagai sebuah negara di atas tanahnya sendiri adalah penting dalam nubuatan akhir zaman (Daniel 10:14; 11:41;Wahyu 11:8).

Dengan tanda-tanda ini kita dapat menilai dengan bijak tentang apa yang dijangka akan berlaku di akhir zaman. Bagaimanapun, kita tidak boleh menafsirkan peristiwa-peristiwa yang berlaku secara tersendiri sebagai petanda yang jelas bahawa akhir zaman sudah di ambang pintu. Tuhan telah memberikan kepada kita banyak maklumat supaya kita bersedia, dan kita dipanggil untuk bersedia di setiap waktu.

Khamis, 17 Mac 2011

Apakah MAKNA KEHIDUPAN?

Apakah makna kehidupan? Bagaimana saya dapat mencari tujuan dan kepuasan hidup? Adakah saya mampu mencapai sesuatu yang senantiasa bermakna? Begitu ramai orang tidak berhenti bertanya mengenai makna kehidupan. Mereka mengimbas kembali selepas beberapa tahun dan bingung mengapa hubungan telah terputus dan mengapa masih terasa kekosongan jiwa walaupun telah mencapai tujuan mereka. Seorang pemain besbol yang berjaya telah ditanya apakah nasihat yang dia hendak terima daripada orang lain semasa dia mula-mula bermain besbol? Dia menjawab, “Saya harap ada orang yang memberitahu saya bahawa apabila kamu sudah mencapai tahap tertinggi, kamu akan dapati bahawa tiada apa-apa pun di sana!” Banyak orang masih terasa kekosongan jiwa selepas beberapa tahun berusaha mencapai tujuan mereka.

Dalam masyarakat kita, ramai orang yang mengejar tujuan mereka dan berpendapat bahawa mereka akan mencapai makna kehidupan melalui usaha mereka. Segala yang mereka kejar termasuklah: kejayaan dalam perniagaan, kekayaan, hubungan yang baik, seks, hiburan, berbuat baik terhadap orang lain dan sebagainya. Tetapi terdapat ramai orang memberi saksi bahawa setelah mereka mencapai tujuan, kekayaan, hubungan yang baik dan keseronokan, masih terdapat kekosongan dalam hati – satu perasaan yang tidak dapat dipenuhi oleh apa-apa pun.

Penulis buku Pengkhotbah mengatakan bahawa perasaan kekosongan inilah yang dialami olehnya, “Semuanya sia-sia, kata Pengkhotbah, semuanya sia-sia dan tidak bermakna.” Penulis ini telah mendapat kekayaan, kepandaian yang jauh lebih tinggi daripada orang lain, beratus-ratus perempuan, istana dan kebun bunga yang cantik, makanan dan minuman yang sedap, dan memiliki semua jenis hiburan yang diingini. Tetapi dia membuat keputusan bahawa “kehidupan di dunia ini” (kehidupan ialah segala yang kita boleh lihat dan rasa dengan deria kita) adalah tidak bermakna! Mengapa terdapat kekosongan? Hal ini adalah disebabkan Tuhan mencipta kita bagi sesuatu yang melebihi segala yang kita boleh alami buat masa sekarang. Solomon mengatakan mengenai Tuhan, “Dia menanam keabadian di dalam hati semua manusia…” Hati kita mengetahui dengan ketara bahawa segala yang ada sekarang tidak sempurna lagi.

Dalam buku Kejadian, buku pertama Kitab Injil, kita mendapati bahawa Tuhan mencipta manusia mengikut rupa bentuknya sendiri (Kejadian 1:26). Hal ini bermakna kita lebih mirip Tuhan daripada benda-benda lain. Kita dapati bahawa sebelum manusia berdosa dan dunia ini dikutuk oleh Tuhan, perkara berikut adalah benar: (1) Tuhan mencipta manusia sebagai makhluk sosial (Kejadian 2:18-25); (2) Tuhan memberi manusia kerja (Kejadian 2:15); (3) Tuhan mempunyai hubungan yang baik dengan manusia (Kejadian3:8); (4) Tuhan memberi manusia kuasa untuk memerintah dunia (Kejadian 1:26). Apakah makna semua ini? Saya yakin bahawa semua ini adalah cara Tuhan menambah makna ke dalam hidup manusia, tetapi kesemua ini (khasnya hubungan baik dengan Tuhan) telah termusnah setelah manusia berdosa dan membawa kutukan ke atas dunia (Kejadian 3).

Di dalam buku Wahyu, buku terakhir Kitab Injil, akhirnya selepas banyak perkara berlaku, Tuhan akan memusnahkan dunia sekarang dan mencipta sebuah dunia yang baru untuk kehidupan abadi. Pada masa itu, Dia akan memulihkan hubungan yang baik dengan manusia dan mengampuni dosa manusia. Terdapat sebahagian besar manusia yang setelah diadili dan didapati tidak layak akan dibuang ke dalam tasik berapi (Wahyu 20:11-15). Dan kutukan ke atas dosa akan dihapuskan; pada masa itu tiada lagi dosa, kesakitan, kesedihan, kematian dan tangisan (Wahyu 21:4). Semua orang yang percaya akan memperoleh restu Tuhan; Tuhan akan hidup bersama mereka, dan mereka akan menjadi anak Tuhan (Wahyu 21:7). Oleh itu, berbalik kepada semua yang kita katakan tadi, Tuhan mencipta kita untuk menikmati hubungan yang baik dengan-Nya; tetapi manusia berdosa dan merosakkan hubungan itu; Tuhan memulihkan hubungan itu sepenuhnya dan menyelamatkan mereka yang percaya kepada Berita Baik. Sekarang, kehidupan yang boleh mencapai kejayaan di dunia tetapi terpisah daripada Tuhan secara kekal adalah kehidupan yang paling buruk! Tetapi Tuhan memberi kita satu jalan untuk mendapat restu yang kekal (Lukas 23:43), dan juga kehidupan yang bermakna buat masa sekarang. Sekarang, apakah restu kekal ini dan bagaimana “syurga di bumi” boleh dicapai?

Makna kehidupan dipulihkan melalui Yesus Kristus.

Seperti yang dikatakan tadi, makna sebenar kehidupan sekarang dan di dunia akhirat boleh didapati melalui hubungan Tuhan-manusia yang dipulihkan selepas termusnah semasa Adam dan Hawa berdosa. Sekarang, hubungan baik dengan Tuhan adalah mungkin melalui Anak Tuhan Yesus Kristus (Kisah 4:12; Yohanes 14:6; 1:12). Kehidupan abadi diperoleh apabila seseorang itu mengaku salah (tidak akan membuat salah dan membenarkan Yesus mengubah nyawanya) dan bergantung kepada Yesus sebagai Penyelamat individu-Nya (baca soalan “Apakah rancangan penyelamatan?” untuk maklumat lanjut).

Sekarang, makna sebenar kehidupan bukan sahaja didapati apabila seseorang menerima Yesus sebagai Penyelamat individu, tetapi juga apabila orang itu mengikut and mematuhi ajaran Yesus dan menjadi pengikut-Nya, belajar daripada Yesus, membaca Kitab Injil, berhubungan dengan Yesus melalui doa dan berjalan dengan Yesus dan mematuhi semua perintah-Nya. Jika kamu belum percaya (atau baru percaya), kamu mungkin berkata, “Hal ini tidak kelihatan menakjubkan dan memuaskan bagi saya!” Tetapi sila terus membaca, Yesus berkata bahawa:

“Marilah kepada-Ku, hai kamu semua yang lelah kerana memikul beban yang berat; Aku akan membebaskan kamu daripada beban kamu. Ikutlah perintah-Ku dan terimalah ajaran-Ku, kerana Aku ini lemah lembut dan rendah hati; kamu akan mendapat kesejahteraan. Perintah yang Aku berikan kepada kamu mudah diturut, dan beban yang Aku berikan mudah dipikul.” (Matius 11:28-30). “Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan merosak. Tetapi Aku datang supaya manusia mendapat hidup, iaitu hidup yang kelimpahan.”(Yohanes 10:10). “Kemudian Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Jika seseorang hendak mengikut Aku, dia mesti melupakan kepentingan sendiri, memikul salib dan mengikut Aku. Sesiapa yang mempertahankan hidupnya akan kehilangan hidup yang sejati. Tetapi sesiapa yang mengorbankan hidup untuk-Ku, akan mengalami hidup yang sejati.” (Matius 16:24-25). “Carilah kebahagiaan yang datang daripada Tuhan, dan Dia akan memuaskan keinginan hatimu.”(Mazmur 37:4).

Maknanya ialah kita mempunyai pilihan. Kita boleh mencari jalan sendiri untuk menjalani hidup kita (akibatnya ialah hidup yang kekosongan) atau kita boleh memilih untuk mengikut Tuhan dan membiarkan Tuhan memimpin kita (akibatnya ialah kita akan berasa puas hati dengan seluruh hidup kita, keinginan kita dipenuhi dan hidup penuh bermakna). Hal ini boleh dicapai kerana Tuhan mengasihi kita dan memberikan kita restu (bukan kehidupan yang senang, tetapi kehidupan yang penuh bermakna).

Sebagai penutup, saya hendak memberi satu contoh daripada seorang rakan saya yang merupakan pastor. Jika kamu seorang peminat sukan dan hendak menonton satu perlawanan profesional, kamu boleh membeli tiket yang murah iaitu sebanyak beberapa ringgit dan duduk di bahagian belakang stadium, atau kamu boleh membayar beratus ringgit dan duduk di hadapan supaya dekat dengan perlawanan itu. Begitu juga dengan kehidupan Kristian. Melihat Tuhan secara dekat bukan untuk orang yang hanya menjadi Kristian pada hari Ahad. Mereka tidak membayar harga yang tinggi. Melihat Tuhan secara dekat adalah bagi pengikut Yesus yang ikhlas yang berhenti mengejar tujuan sendiri dan mengejar tujuan yang diajar oleh Tuhan. Mereka membayar harga tiket yang tinggi (meletakkan diri di tangan Kristus dan mematuhi ajaran-Nya); mereka menikmati hidup yang bermakna; dan mereka bangga melihat diri mereka, orang lain dan Tuhan tanpa perasaan kesal! Sudahkah kamu membayar harga itu? Sudikah kamu berbuat begitu? Jika Ya, kamu tidak akan berasa kekosongan atau mengalami kelaparan mencari makna kehidupan lagi.

Tritunggal : Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus

Perkara yang paling sulit tentang konsep Tritunggal orang Kristian adalah tidak ada jalan yang cukup bagus untuk menjelaskannya. Konsep tritunggal mustahil difahami oleh manusia manapun, apalagi hendak menjelaskannya. Tuhan itu jelas jauh lebih besar daripada kita oleh yang demikian kita tidak boleh berharap untuk dapat memahami Dia dengan sepenuhnya. Alkitab mengajar bahawa Bapa itu Tuhan, Yesus itu Tuhan dan Roh Kudus itu Tuhan. Alkitab juga mengajar bahawa hanya ada satu Tuhan. Walaupun kita dapat memahami beberapa fakta tentang perhubungan di antara peribadi yang berbeza pada Tritunggal, akhirnya ia tidak dapat difahami fikiran manusia dengan sepenuhnya.

Dalam menyelidiki tajuk pembelajaran ini kita perlu ingat bahawa istilah “Tritunggal” itu tidak ada digunakan dalam Alkitab. Istilah ini digunakan dalam usaha menjelaskan Tuhan yang bersifat tiga dalam satu iaitu kenyataan tentang terdapatnya 3 Peribadi bersifat sama-wujud, sama-kekal yang adalah Tuhan. Perlu dimengerti bahawa konsep ini sama sekali bukan mengatakan wujudnya 3 Tuhan. Tritunggal adalah satu Tuhan yang terdiri daripada 3 Peribadi. Tidak ada salahnya menggunakan istilah “Tritunggal” walaupun istilah ini tidak terdapat dalam Alkitab. Lebih singkat menggunakan istilah “Tritunggal” berbanding “3 wujud-bersama, kekal bersama yang adalah satu Tuhan”. Sekiranya penggunaan istilah tritunggal ini menjadi masalah kepada anda, maka pertimbangan seperkara ini: perkataan ‘datuk’ juga tidak digunakan dalam Alkitab. Tapi kita tahu bahawa terdapat ramai datuk dalam Alkitab. Abraham merupakan datuk kepada Yakub. Jadi jangan merasa janggal terhadap istilah “tritunggal” itu sendiri. Apa yang sangat mustahak adalah konsep yang disampaikan oleh istilah “tritunggal” memang terdapat dalam Alkitab. Setelah selesai dengan pengenalan, berikut merupakan ayat-ayat Firman yang selalu diberikan dalam perbincangan berhubung Tritunggal.

1) Ada satu Tuhan: Ulangan 6:4, 1 Korintus 8: 4; Galatia 3:20, 1 Timotius 2: 5

2) Tritunggal itu terdiri dari Tiga Peribadi: Kejadian 1:1; 1:26; 3:22; 11:7; Yesaya 6:8; 48:16; 61:1; Matius 3:16-17; Matius 28:19; 2 Korintus 13:14. Dalam Perjanjian Lama,pengetahuan kitab Ibrani sangat membantu. Dalam Kejadian 1:1, sebutan jamak “Elohim” digunakan. Tidak dapat dipertikai kata “Elohim” dan “kita” sebagai merujuk kepada lebih daripada dua. Dalam bahasa, terdapat hanya dua bentuk sebutan untuk bilangan iaitu tunggal atau jamak. Dalam bahasa Ibrani terdapat tiga bentuk sebutan: tunggal, berganda dan jamak. Berganda hanya untuk dua. Dalam bahasa Ibrani bentuk berganda digunakan untuk sesuatu yang berpasangan seperti pada mata,telinga dan tangan. Istilah “Elohim” dan “kita” adalah bentuk jamak – lebih daripada dua – dan pasti merujuk kepada lebih daripada tiga (Bapa, Anak Roh Kudus).

Dalam Yesaya 48:16 dan 61:1, Anak sedang bercakap sambil merujuk kepada Bapa dan Roh Kudus. Bandingkan Yesaya 61:1 dengan Lukas 4:14-19 bagi melihat bahawa Anak sedang berkata-kata. Matius 3:16-17 menceritakan peristiwa pembaptisan Yesus. Apa yang dapat dilihat di sini adalah Roh Kudus turun kepada Anak sementara Bapa mengisytiharkan rasa senang-Nya terhadap Anak. Matius 28:19 dan 2 Korintus 13:14 adalah contoh-contoh untuk 3 peribadi yang berbeza dalam Tritunngal.

3) Anggota Tritunggal dibezakan di antara satu dengan yang lain dalam beberapa petikan: Dalam Perjanjian Lama , “TUHAN” dibezakan daripada “Tuhan” (Kejadian 19:24; Hosea 1:4). “TUHAN” mempunyai seorang “Anak” (Mazmur 2: 7,12; Amsal 30:2-4). Roh dibezakan daripada “TUHAN” (Bilangan 27:18) dan daripada “Allah” (Mazmur 51:12). Anak berbeza dengan Bapa (Mazmur 45:6-7; Ibrani 1:8-9). Dalam Perjanjian Baru iaitu dalam Yohanes 14:16-17, Yesus bercakap tentang Bapa mengirim Roh Kudus sebagai Penolong. Ini menunjukkan bahawa Yesus tidak menganggap diri-Nya sebagai Bapa atau Roh Kudus. Pertimbangkan juga tentang Yesus yang bercakap-cakap kepada Bapa dalam keempat kitab Injil. Adakah Dia berkata-kata kepada diri-Nya sendiri? Tidak. Dia berkata-kata kepada satu Peribadi yang merupakan salah satu Peribadi dalam Allah Tritunggal iaitu kepada ‘Bapa’.

4) Setiap anggota Tritunggal adalah Tuhan. Bapa adalah Tuhan: Yohanes 6;27; Roma 1: 7; 1 Petrus 1: 2. Anak adalah Tuhan: Yohanes 1:1, 14; Roma 9:5; Ibrani 1: 8; 1 Yohanes 5: 20. Roh Kudus adalah Tuhan: Kisah 5: 3-4; 1 Korintus 3: 16 (Yang tinggal di dalam kita adalah Roh Kudus – Roma 8: 9; Yohanes 14: 16-17; Kisah Rara Rasul 2: 1-4)

5) Kedudukan pangkat dalam Tritunggal: Firman Tuhan menunjuk bahawa Roh Kudus lebih rendah kedudukan kepada Bapa dan Anak, sementara Anak lebih rendah kedudukan kepada Bapa. Inilah bahagian yang paling sukar dimengerti oleh fikiran manusia yang terbatas berkenaan Tuhan kita yang tidak terbatas. Tentang Anak lihat: Lukas 22:42; Yohanes 5:36; Yohanes 20:21; 1 Yohanes 4:14. Berhubung Roh Kudus: Lihat Yohanes 14:16, 26; 16: 7 terutama sekali Yohanes 16: 13-14.

6) Tugas-tugas setiap peribadi dalam Tritunggal: Bapa adalah punca utama atau penyebab kepada: 1) alam semesta ( 1 Korintus 8: 6; Wahyu 4:11); 2) wahyu ilahi (Wahyu 1: 1); 3) keselamatan (Yohanes 3:16-17) dan 4) apa yang dikerjakan Yesus sebagai manusia (Yohanes 5:17; 14:10). Kesemua perkara ini berlaku di atas inisiatif Bapa.

Anak adalah saluran yang melalui-Nya Bapa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berikut: 1) penciptaan dan penyenggeraan alam semesta (1 Korintus 8:6; Yohanes 1: 3; Kolose 1: 16-17), 2) wahyu ilahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27; Yohanes 16:12-15; Wahyu 1:1); dan 3) keselamatan (2 Korintus 5:19; Matius 1:21; Yohanes 4:42). Bapa melakukan semua ini melalui Anak yang berperanan sebagai ajen-Nya.

Roh Kudus merupakan saluran yang melalui-Nya Bapa melakukan pekerjaan-pekerjan yang berikut: 1) penciptaan dan penyenggeraan alam semesta (Kejadian 1:2; Ayub 26;13; Mazmur 104:30); 2) wahyu ilahi (Yohanes 16: 12-15); Efesus 3: 5; 2 Petrus 1: 21); dan 4) pekerjaan-pekerjaan Yesus (Yesaya 61:1; Kisah Para Rasul 10:38). Demikianlah Bapa melakukan kesemua perkara ini dengan kuasa Roh Kudus.

Tidak ada satupun daripada contoh-contoh terkenal yang dapat memberikan penjelasan sepenuhnya tentang Tritunggal. Contoh telur (atau epal), adalah contoh yang gagal sebab cengkerang, putih-telur dan kuning-telur setiap satunya adalah bahagian kepada telur tetapi setiap satunya bukanlah telur itu sendiri. Bapa, Anak dan Roh Kudus bukan bahagian-bahagian daripada Tuhan, melainkan setiap satunya adalah Tuhan. Contoh air merupakan contoh yang lebih baik namun ianya satu contoh yang gagal juga. Cecair,wap dan pepejal kesemuanya adalah bentuk-bentuk air. Bapa, Anak dan Roh Kudus bukannya bentuk-bentuk Tuhan, melainkan setiap satunya adalah Tuhan. Jadi, sementara contoh-contoh ini dapat memberikan sedikit gambaran perihal Tritunggal, gambaran yang diberikan tidaklah tepat pada keseluruhannya. Tuhan yang baka tidak dapat djelaskan dengan menggunakan contoh-contoh yang fana. Daripada memfokus kepada Tritunggal, adalah lebih baik memfokus kepada sifat dan kebesaran Tuhan yang sangat tidak terbatas berbanding dengan kita. “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?” (Roma 11:33-34)

Selasa, 15 Mac 2011

Bagaimana mengatasi dosa dalam kehidupan?

Kitab injil membincangkan perkara-perkara berikut yang membolehkan kita mendapat kuasa bagi mengatasi dosa.

(1) Roh Kudus – Hadiah yang diberikan oleh Tuhan kepada orang Kristian (Gereja) supaya dapat hidup dengan berjaya. Tuhan menunjukkan perbezaan ketara antara nafsu badan dengan buah daripada Roh Kudus di Galatia 5:16-25. Dalam perenggan itu, kita disuruh menjalani hidup melalui Roh Kudus. Semua penganut mempunyai Roh Kudus tetapi kita masih disuruh menjalani hidup melalui Roh Kudus iaitu mematuhi undang-undang Tuhan dan sudi diperintah oleh Roh Kudus. Hal ini bermakna membuat keputusan mengikut perintah Roh Kudus dan bukannya mengikut nafsu badan.

Kesan perbezaan ke atas hidup kita yang dibawa oleh Roh Kudus boleh dilihat melalui kehidupan Petrus, dia tidak mengaku Yesus sebanyak tiga kali sebelum disentuh oleh Roh Kudus, tetapi selepas itu dia berkata dia akan mengikut Yesus sampai mati. Selepas dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus, dia berkhutbah dengan berani mengenai Yesus di hadapan orang Yahudi di Pentakosta.

Orang yang menjalani hidup melalui Roh Kudus tidak akan menghalang pengaruh Roh Kudus (1 Tesalonika 5:19 “Janganlah halang Roh Allah”) dan cuba diurapi oleh Roh Kudus (Efesus 5:18-21). Bagaimana seorang boleh dikuasai oleh roh kudus? Pertama sekali, ialah keputusan yang dibuat oleh Tuhan dalam Perjanjian Lama. Tuhan memilih orang tertentu dan dalam keadaan tertentu Tuhan memenuhi mereka supaya mereka berkuasa menyempurnakan kerja Tuhan (Kejadian 41:38; Keluaran 31:3; Bilangan 24:2; 1 Samuel 10:10; dan lain-lain). Saya percaya terdapat bukti di dalam Efesus 5:18-21 and Kolose 3:16 bahawa Tuhan memilih mereka yang memenuhi diri mereka dengan Firman Tuhan kerana kesan semua perkara itu adalah sama. Hal ini membawa kita kepada sumber berikut.

(2) Firman Tuhan, Kitab Injil – 2 Timotius 3:16-17 menyatakan bahawa Tuhan memberi kita Firman-Nya supaya kita boleh berbuat baik. Firman-Nya mengajar kita cara untuk hidup dan segala yang perlu dipercayai, membongkah kesalahan kita, membantu kita memperbetulkan kesalahan, dan berada di jalan yang betul. Ibrani 4:12 menyatakan bahawa, Firman Tuhan ialah kuasa yang boleh menusuk ke dalam hati kita dan menyelesaikan masalah yang tidak boleh diselesaikan melalui pengetahuan manusia. Mazmur 119:9,11,105 menyatakan bahawa Firman Tuhan ialah kuasa yang mengubah hidup kita. Yosua diberitahu bahawa punca kejayaannya semasa mengalahkan musuh (memenangi dosa) ialah tidak melupakan Firman Tuhan tetapi mengingatinya siang dan malam. Yosua mengikut prinsip ini dan berjaya dalam peperangan mendapatkan tanah janji Tuhan.

Sumber ini biasanya dianggap tidak penting oleh kita. Kita membawa Kitab ke gereja dan membacanya setiap hari, tetapi kita tidak mengingati ajarannya, tidak mengkaji dengan mendalam, tidak menggunakannya dalam kehidupan setiap hari, tidak mengaku kesalahan dosa kita dan lupa memuji Tuhan kerana memberi Firman-Nya kepada kita. Kita tidak tahu bahawa Firman Tuhan adalah penting untuk rohani kita. Kita hanya membaca sedikit daripada Firman Tuhan sebagai makanan rohani semasa pergi ke gereja (tetapi tidak cukup untuk pertumbuhan yang sihat) atau kita membaca tanpa meneliti maksudnya dan betul-betul memahami Firman Tuhan.

Jika kamu belum mempunyai tabiat membaca Firman Tuhan setiap hari secara serius, maka kamu perlu menerima sentuhan daripada Roh Kudus supaya mengingatkan kamu membaca Firman Tuhan dan membacanya setiap hari. Saya cadangkan kamu menulis Firman Tuhan yang pada pendapat kamu penting di dalam buku latihan. Pastikan kamu tidak melupakan Firman Tuhan yang penting semasa kamu membuat nota sendiri. Saya juga mencatatkan doa-doa saya dan meminta Tuhan untuk mengubah sebahagian daripada hidup saya yang tidak memuaskan. Kitab Injil ialah alat yang Roh Kudus gunakan dalam hidup kita (Efesus 6:17), satu bahagian yang amat penting iaitu perisai Tuhan untuk berperang dengan kuasa Syaitan (Efesus 6:12-18)!

(3) Doa – Satu lagi sumber penting yang diberikan oleh Tuhan. Sekali lagi, sumber ini selalu disebut sahaja oleh Tuhan tetapi tidak digunakan secara betul. Kita ada perhimpunan doa dan masa berdoa perseorangan, tetapi kita tidak berdoa dengan betul seperti gereja awal (Kisah Rasul 3:1; 4:31; 6:4;13:1-3, etc.). Paulus selalu memberitahu kita bahawa dia berdoa untuk mereka yang diajar olehnya. Tetapi kita mengabaikan kegunaan sumber ini. Tuhan memberi kita janji yang besar mengenai doa (Matius 7:7-11; Lukas 18:1-8; Yohanes 6:23-27; 1 Yohanes 5:14-15). Paulus juga mengatakan bahawa doa itu penting semasa berperang dengan kuasa jahat (Efesus 6:18).

Betapa pentingnya hal ini? Lihat kepada segala yang diberitahu oleh Yesus kepada Petrus di taman Getsemani sebelum penafian Petrus. Di sana, Yesus berdoa tetapi Petrus tidur. Yesus membangunkan dia dan berkata, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu tidak mengalami cubaan. Memang kamu ingin melakukan apa yang benar, tetapi kamu tidak sanggup kerana tabiat manusia lemah.” (Matius 26:41). Kita, seperti Petrus, mahu membuat segala yang betul tetapi tidak berkuasa. Kita perlu mengikut nasihat Tuhan iaitu selalu mencari, mengetuk pintu dan bertanya-tanya … dan dia akan memberikan kita kuasa yang kita perlukan (Matius 7:7). Tetapi kita perlu memberi lebih daripada kata-kata dari mulut sahaja.

Saya bukan mengatakan bahawa doa ini seperti ilmu sihir. Tuhan patut ditakuti dan dihormati. Doa ialah satu cara mengaku kelemahan kita dan kekuatan Tuhan yang besar dan bergantung kepada Tuhan untuk mendapatkan kuasa dan tenaga bagi melakukan segala yang Tuhan mahu kita lakukan dan bukannya segala yang kita mahu lakukan kerana nafsu kita sendiri (1 Yohanes 5:14-15).

(4) Gereja – sumber akhir ini juga sering kita lupakan. Semasa Yesus menghantar pengikutnya keluar, Dia menghantar mereka dua orang sekali (Matius 10:1). Apabila kita membaca cerita mubaligh di dalam Kisah Rasul, mereka bukan keseorangan tetapi bergerak dalam kumpulan. Yesus berkata bahawa apabila ada dua atau lebih orang berkumpul dalam namanya, Dia akan bersama mereka (Matius 18:20). Dia memerintah kita supaya jangan berhenti berkumpul dan menggunakan masa berkumpul itu untuk menggalakkan sesama sendiri dengan kasih sayang dan melakukan hal yang baik (Ibrani 10:24-25). Dia mahukan kita mengaku kesalahan masing-masing (Yakobus 5:16). Melalui kebijaksanaan Perjanjian Lama, kita diberitahu bahawa besi menajamkan besi, jadi seseorang boleh membetulkan kawannya (Amsal 27:17) "Jika dua orang tidur bersama-sama mereka dapat saling menghangatkan badan, tetapi bagaimanakah seorang menjadi hangat jika dia sendirian? Orang yang sendirian mudah dikalahkan, tetapi dua orang dapat menentang serangan. Tiga utas tali yang dipintal menjadi satu, susah diputuskan." (Pengkhutbah 4:11-12). Tenaga kita berganda jika kita bersatu padu.

Terdapat orang yang mencari rakan lelaki atau perempuan di dalam gereja dan berkongsi pengalaman mereka mengenai hidup mereka mengikut ajaran agama Kristian dan berusaha mengatasi masalah ketidakpercayaan. Mereka juga berdoa untuk satu sama lain dengan menggunakan Firman Tuhan.

Kadang-kadang perubahan datang dengan segera. Kadang-kadang dalam keadaan tertentu perubahan adalah lambat. Tetapi Tuhan berjanji bahawa jika kita menggunakan sumber yang diberikan oleh-Nya, Dia akan membawa perubahan yang baik ke dalam hidup kita. Kita mesti sentiasa percaya bahawa Tuhan taat kepada janji-Nya sendiri.

Isnin, 14 Mac 2011

Bayaran Perpuluhan - Kewajipan yang harus?

Bayaran sepuluh peratus ialah satu isu yang menyukarkan bagi ramai Kristian. Dalam banyak gereja, bayaran sepuluh peratus terlalu dititikberatkan. Pada masa yang sama, ramai Kristian yang tidak memberi bayaran kepada Tuhan dengan rela hati untuk kemuliaan Tuhan. Bayaran sepuluh peratus sepatutnya satu kepuasan hati, satu restu, tetapi sedih sekali, keadaan ini tidak berlaku di gereja sekarang.

Bayaran sepuluh peratus ialah konsep Perjanjian Lama. Bayaran sepuluh peratus ialah keperluan mengikut hukum Tuhan di mana semua orang Israel memberi 10% pendapatan mereka kepada Gereja Tuhan (Imamat 27:30; Bilangan 18:26; Ulangan 14:24; 2 Tawarikh 31:5). Adalah difahamkan bahawa bayaran sepuluh peratus mengikut Perjanjian Lama ialah satu cara pencukaian yang memberi keperluan hidup kepada paderi dan orang Lewi. Perjanjian Baru tidak mewajibkan Kristian membayar duit kepada gereja. Paulus mengatakan bahawa penganut patut memberi sebahagian daripada pendapatan mereka untuk menyokong gereja (1 Korintus 16:1-2).

Perjanjian Baru tidak menyatakan jumlah peratus daripada pendapatan yang patut diberi, tetapi hanya menyatakan perlu “sepadan dengan pendapatan masing-masing” (1 Korintus 16:2). Ada gereja Kristian yang merujuk kepada Perjanjian Lama dan menyatakan bahawa 10% ialah jumlah minimum untuk diberikan kepada gereja. Tetapi Kristian tidak semestinya berasa adalah tanggungjawab mereka untuk memberi 10%. Pemberian ini sepatutnya bergantung kepada keupayaan Kristian dan keperluan gereja. Setiap Kristian patut berdoa kepada Tuhan mengenai berapa banyak bayaran yang sepatutnya mereka berikan untuk kemuliaan Tuhan (Yakobus 1:5). “Masing –masing harus memberi sebanyak yang telah ditentukannya. Orang harus memberi dengan rela dan sukacita, kerana Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati” (2 Korintus 9:7).

Kebenaran di sebalik "Saksi-saksi Yehovah"


Kultus yang dikenali sebagai Saksi-saksi Yehovah telah bermula di Pennsylvania dalam tahun 1870 sebagai sebuah kelas Alkitab pimpinan Charles Taze Russel. Russell menamakan kumpulannya sebagai “Penyelidikan Alkitab Menjelang Kerajaan 1000 tahun.” Charles T. Russell mula menulis beberapa siri buku yang diberi tajuk ”Menjelang 1000 Tahun”, yang kemudian berkembang sehingga 6 jilid sebelum kematiannya. Penulisan Russell mengandungi banyak daripada teologi yang dipegang Saksi-saksi Yehovah pada hari ini. Setelah kematiannya dalam tahun 1916, sahabat dan pengganti Russell yang bernama Hakim J. F. Rutherford, menulis jilid ketujuh dan terakhir dalam siri “Menjelang 1000 Tahun” dalam tahun 1917. Buku itu berjudul “Misteri yang Selesai”. Alkitab Watchtower dan Tract Society diasakan dalam tahun 1886 dan menjadi saluran melalui mana gerakan “Menjelang Kerajaan 1000 Tahun” menyebarkan pandangan mereka kepada orang lain. Pada mulanya kumpulan ini dikenali sebagai “Pengikut-pengikut Russel” sehingga tahun 1931. Perpecahan dalam pertubuhan itu telah mengakibatkan ia diberikan nama baru sebagai “Saksi-saksi Yehovah”. Kumpulan yang daripadanya ia berpecah dikenali sebagai “Pelajar-pelajar Alkitab”.

Apakah kepercayaan Saksi-saksi Yehovah? Penyelidikan terperinci ke atas pengajaran mereka tentang keTuhanan Kristus, keselamatan, tritunggal, Roh Kudus dan penebusan jelas menunjukkan bahawa mereka tidak berpegang kepada pengajaran iman yang asli. Saksi-saksi Yehovah percaya Yesus adalah Penghulu Malaikat Michael, mahluk ciptaan Tuhan nyang paling tinggi. Ini bertentangan dengan banyak ayat Firman yang dengan jelas mengatakan Yesus sebagai Tuhan (Yohanes 1:1,14, 8:58, 10:30). Saksi-saksi Yehovah percaya keselamatan diperolehi melalui gabungan iman dan perbuatan baik serta ketaatan. Ini bertentangan dengan banyak Firman Tuhan yang mengatakan keselamatan merupakan pemberian anugerah yang diterima dengan iman (Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9; Titus 3:5). Saksi-saksi Yehovah menolak tritunggal dan percaya Yesus sebagai mahluk yang diciptakan dan Roh Kudus sebagai kuasa Tuhan yang tidak bernyawa. Saksi-saksi Yehovah menolak konsep penebusan Kristus yang menggantikan tempat kita dan sebaliknya berpegang kepada teori wang tebusan, di mana kematian Yesus sebagai wang tebusan kepada dosa Adam.

Bagaimanakah Saksi-saksi Yehovah membenarkan pengajaran-pengajaran yang tidak Alkitabiah ini? Pertama sekali mereka mengatakan gereja telah merosakkan Alkitab sejak dahulu kala dan mereka telah menterjemah Alkitab ke dalam terjemahan yang mereka sebut sebagai ‘Terjemahan Dunia Baru’ (New World Translation). Watchtower Bible dan Tract Society mengubah ayat-ayat dalam Alkitab untuk disesuaikan dengan ajaran palsu mereka. Mereka tidak mendasarkan pengajaran mereka kepada apa yang sesungguhnya dikatakan oleh Alkitab. Terjemahan Dunia Baru telah menjalani banyak sekali suntingan apabila Saksi-saksi Yehovah menjumpai ayat Firman Tuhan yang bertentangan dengan pengajaran mereka.

Pihak Watchtower mendasarkan kepercayaan dan pengajarannya ke atas pengajaran asli Charles Taze Russell, Judge Joseph Franklin Rutherford dan pengganti-pengganti mereka. Badan yang berkuasa ke atas Alkitab Watchtower Bible dan Tract Society merupakan badan satu-satunya dalam kultus itu yang dikatakan berwibawa untuk menafsir Alkitab. Dalam kata lain, apa yang dikatakan oleh badan penguasa berhubung mana-mana bahagian Firman diambil sebagai kata-kata terakhir dan pendapat yang berbeza tidak digalakkan sama sekali. Ini sangat bertentangan dengan nasihat Paulus kepada Timotius (juga kepada kita) untuk berusaha agar layak di hadapan Tuhan supaya tidak menjadi malu apabila kita dengan berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Nasihat dalam 2 Timotius 2:15 ini merupakan arahan yang jelas daripada Tuhan kepada setiap anak-anak-Nya agar mereka menjadi seperti orang-orang Kristian di Berea yang menyelidiki Firman setiap hari untuk melihat samada pengajaran yang diterima mereka selaras dengan Firman Tuhan.

Barangkali tidak ada kumpulan keagamaan yang lebih setia berbanding Saksi-saksi Yehovah dalam menyebarkan mesej mereka. Malangnya mesej mereka dipenuhi dengan begitu banyak pemesongan,penipuan dan ajaran palsu. Semoga Tuhan membuka hati para Saksi-Saksi Yehovah terhadap kebenaran Injil dan pengajaran Firman Tuhan yang benar.

Ahad, 13 Mac 2011

Sekali diselamat, sentiasa terselamat?


Adakah seorang Kristian yang diselamatkan sekali bermakna dia akan sentiasa terselamat? Apabila seseorang mengenali Kristus sebagai penyelamat, mereka menjalin satu hubungan dengan Tuhan yang menjamin penyelamatan mereka yang kekal abadi. Banyak perenggan di dalam Kitab Injil yang mengumumkan fakta ini. (a) Roma 8:30 menyatakan bahawa, “Begitulah Allah memanggil mereka yang telah ditetapkan-Nya dari dahulu; Allah membolehkan mereka yang dipanggil-Nya itu berbaik semula dengan Dia, dan Allah memberikan sebahagian daripada kemuliaan-Nya kepada mereka yang dibolehkan-Nya berbaik semula dengan Dia”. Ayat tersebut memberitahu kita bahawa ketika Tuhan memilih kita, maka adalah seperti kita diberi kemuliaan bersamanya di syurga. Tiada sebarang benda yang boleh menghalang seseorang yang percaya kepada Tuhan daripada mendapat kemuliaan jika Tuhan sudah menentukannya di syurga. Apabila seseorang dianggap sempurna oleh Tuhan, maka penyelamatannya dijamin akan kekal – dia telah terselamat bagai telah berada di dalam kemuliaan syurga.

(b) Paulus juga bertanya soalan yang kritikal di dalam Roma 8:33-34, “Siapakah berani menuduh kita, umat yang sudah dipilih oleh Allah? Tiada seorang pun, kerana Allah sendiri menyatakan kita tidak bersalah. Siapakah dapat menyalahkan kita? Tidak seorang pun, Kristus Yesus membela kita! Dialah yang sudah mati, bahkan sudah dibangkitkan daripada kematian dan berada di sebelah kanan Allah”. Siapa yang boleh menuduh orang yang dipilih oleh Tuhan? Tiada sesiapa kerana Yesus ialah penyelamat kita. Siapa yang boleh mengatakan kita berdosa? Tiada sesiapa, kerana Kristus, sudah mati untuk kita, Dia yang mengadili kita. Kita mempunyai pengadil dan penyelamat sebagai Tuan kita.

(c) Penganut dilahirkan semula (diperbaharui) semasa mereka percaya (Yohanes 3:3; Titus 3:5). Bagi seorang Kristian yang kehilangan penyelamatannya, dia mesti telah mengalami proses yang bertentangan dengan pembaharuan. Kitab Injil tidak menyatakan bahawa kelahiran semula boleh diambil alih. (d) Roh Kudus hidup di dalam semua penganut (Yohanes 14:17; Roma 8:9) dan membaptis mereka menjadi Badan Kristus (1 Korintus 12:13). Seorang penganut hanya akan menjadi tidak terselamat apabila dia ditinggalkan oleh Roh Kudus dan terpisah daripada Badan Kristus. (e) Yohanes 3:15 mengatakan bahawa barang sesiapa yang percaya kepada Yesus Kristus akan mempunyai “kehidupan abadi”. Jika kamu percaya kepada Kristus hari ini dan kehilangannya esok, maka ini bukan abadi lagi. Jika kamu boleh kehilangan kehidupan abadi, maka janji-janji di dalam Kitab Injil adalah tidak benar.

(f) Sebagai kesimpulannya, saya rasa Kitab Injil betul apabila menyatakan bahawa, “Aku yakin bahawa tiada sesuatu pun dapat menghalang Kristus mengasihi kita: baik kematian mahupun kehidupan, baik malaikat mahupun penguasa lain di angkasa, baik hal-hal yang berlaku sekarang mahupun pada masa yang akan datang, baik hal-hal yang di langit mahupun yang di bumi – tidak ada sesuatu pun di alam semesta yang dapat menghalang Allah mengasihi kita, seperti yang sudah ditunjukkan-Nya melalui Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:38-39). Ingat bahawa Tuhan yang menyelamatkan kamu ialah Tuhan yang melindungi kamu. Sekali diselamatkan bermakna sentiasa terselamat. Penyelamatan kita akan berkekalan sehingga abadi.

Khamis, 10 Mac 2011

Doa Bapa Kami - satu doa yang perlu dihafal atau bagaimana?

Doa ‘Bapa Kami’ adalah doa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Matius 6:9-13 dan Lukas 11:2-4. Matius 6:9-13 berkata, “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” Ramai orang keliru dan mengatakan Matius 6: 9-13 sebagai doa yang kita perlu hafaz. Ada yang mengambil doa Bapa Kami sebagai rumusan untuk kuasa sihir, seolah-olah perkataan-perkataan tersebut mempunyai kuasa khusus atau berpengaruh terhadap Tuhan.

Alkitab mengajar perkara yang sebaliknya. Tuhan lebih memperhati keadaan hati kita sewaktu berdoa berbanding kata-kata yang diucapkan. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” (Matius 6:6-7). Kita mencurahkan hati kita kepada Tuhan dalam doa (Filipi 4:6-7), bukan setakat mengulangi kembali bahagian Firman Tuhan yang sudah dihafaz.

Doa ‘Bapa Kami’ perlu diambil dan difahami sebagai satu contoh dan corak tentang bagaimana berdoa. Ia memberikan kita “bahan-bahan” yang perlu ada dalam doa kita. Berikut adalah pemecahan bahagian-bahagiannya. “Bapa kami yang di syurga” mengajar tentang arah tuju doa kita. Kita tujukan kepada Bapa di Syurga. “Dikuduskanlah nama-Mu” mengajar untuk menyembah Tuhan, dan memuji Tuhan ke atas Siapa Dia sesungguhnya. Kata-kata “kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu jadilah” merupakan peringatan untuk mendoakan agar kehendak Tuhan yang akan berlaku dalam kehidupan kita dan dunia ini. Kita perlu berdoa agar kehendak Tuhan yang terjadi, bukan kehendak kita. Kita didorong untuk meminta kepada Tuhan perkara-perkara yang kita perlukan pada bahagian “berikan kami makanan kami yang secukupnya.” “Ampuni kesalahan kami, sebagaimana kami juga mengamouni orang yang bersalah terhadap kami” memperingatkan kita untuk bertaubat daripada dosa dan memberikan pengampunan kepada orang yang bersalah terhadap kita sebagaimana Tuhan juga telah mengampuni kita. Di bahagian penutup doa Bapa Kami, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi jauhkan kami daripada yang jahat” merupakan satu permohonan untuk mendapatkan kemenangan terhadap dosa dan perlindungan daripada serangan Iblis.

Jadi doa Bapa Kami bukanlah doa yang perlu dihafaz dan disebut semula kepada Tuhan. Ia merupakan contoh bagaimana harus berdoa. Adakah salah untuk menghafaz doa ‘Bapa Kami’? Tentu tidak! Adakah salah untuk mendoakan doa ‘Bapa Kami’ kepada Tuhan? Tidak, sekiranya anda melakukannya dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh mengatakan setiap perkataan yang diucapkan. Dalam doa, Tuhan lebih berminat kepada komunikasi kita dengan Dia di mana kita bercakap dari dalam hati berbanding kata-kata khusus yang digunakan. Filipi 4:6-7 berkata “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Puasa Kristian - apakah yang dikatakan Alkitab?


Firman Tuhan tidak memberi perintah supaya orang Kristian berpuasa. Tuhan tidak meminta atau menuntutnya daripada orang-orang Kristian. Pada masa yang sama Alkitab menyatakan bahawa puasa itu baik dan menguntungkan. Dalam Kisah Para Rasul orang-orang percaya berpuasa sebelum mengambil keputusan-keputusan penting (Kisah 13:4, 14:23). Puasa dan doa seringkali dikaitkan bersama (Lukas 2:37; 5:33). Terlalu sering, puasa berfokus kepada pengurangan makanan. Sebenarnya puasa bertujuan mengalihkan pandangan kita daripada perkara-perkara dunia untuk fokus sepenuhnya kepada Tuhan. Puasa merupakan cara untuk menyatakan kepada Tuhan dan diri sendiri bahawa kita bersungguh-sungguh dalam perhubungan dengan Dia. Berpuasa membantu kita untuk mendapatkan sudut pandangan baru dan memperbaharui kebergantungan kita kepada Tuhan.

Walaupun hampir setiap peristiwa berpuasa dalam Alkitab merupakan penahanan diri terhadap makanan, terdapat cara lain juga untuk berpuasa. Apa yang kita lepaskan seketika supaya dapat memberi perhatian dan fokus kepada Tuhan boleh dikira sebagai berpuasa (1 Korintus 7:1-5). Berpuasa perlu ditetapkan pada masa tertentu, terutama sekali apabila mehanan diri terhadap makanan. Masa yang diperpanjang tanpa makanan dapat memudaratkan tubuh. Berpuasa bukan bertujuan menyiksa tubuh, tetapi untuk mengarahkan semula perhatian kita kepada Tuhan. Berpuasa juga tidak boleh dijadikan salah satu kaedah untuk menurunkan berat badan. Tujuan berpuasa Alkitabiah bukan untuk mengurangkan berat badan melainkan untuk mendapatkan perhubungan lebih dalam dengan Tuhan. Semua orang dapat berpuasa, tetapi beberapa orang mungkin tidak dapat berpuasa dari makanan (Contoh, orang bepenyakit kencing manis). Semua orang dapat melepas sesuatu untuk seketika bagi mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dengan mengalihkan pandangan daripada perkara dunia, kita dapat memberikan perhatian kepada Tuhan. Berpuasa bukan cara untuk mendapatkan Tuhan melakukan kehendak kita. Berpuasa mengubah kita, bukan mengubah Tuhan. Kita berpuasa juga bukan untuk kelihatan lebih rohani daripada orang lain. Berpuasa perlu dilakukan dalam roh yang rendah hati dan sikap hati yang penuh sukacita. Matius 6:16-18 berkata, "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Rabu, 23 Februari 2011

Yesus Sahabat Sejati

Ayat bacaan: Yohanes 15:14
====================
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Yesus sahabat sejati"The world is a lonely planet." Demikian status seorang teman saya di sebuah situs jejaring dunia maya. Usut punya usut ternyata ia sedang merasa kesepian. Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 milyar jiwa tahun depan. Lantas bagaimana mungkin dunia ini ia katakan sepi? Indonesia sendiri berada pada urutan keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu sekitar 236 juta jiwa. Tetapi tetap saja teman saya itu merasa kesepian, meski setiap hari ia pasti sama seperti anda dan saya, bersinggungan dan bertemu dengan banyak orang hampir setiap saat. Apa yang ia katakan saya yakin mewakili banyak orang yang merasa seperti dirinya, merasa kesepian, sendirian atau bahkan mungkin terasing dari orang-orang disekitarnya.

Perasaan kesepian ini bisa terjadi akibat banyak faktor. Akibat putus hubungan, sakit yang berkepanjangan sehingga tidak ada lagi orang yang mau repot mengurus, pindah ke tempat yang baru dan lain-lain. Tetapi disamping itu ada banyak orang pula yang tetap merasa sendiri dan kesepian di tempatnya bekerja, di lingkungan, di gereja atau bahkan di rumahnya sendiri. Merasa tidak ada yang bisa mengerti, sulit bergaul, punya sifat introvert yang berlebihan, kepahitan yang membuat kita menutup diri, akibat sikap atau kebiasaan kita yang buruk dan sebagainya. Dalam banyak hal, mereka yang mengalami kondisi seperti ini butuh sedikit inisiatif dan kerelaan untuk mencoba membuka kembali diri mereka untuk kembali berhubungan dengan dunia. Mungkin juga dibutuhkan niat untuk merubah sikap yang selama ini bisa jadi tidak disukai oleh banyak orang, atau kesabaran untuk terus berusaha hingga mereka bisa menemukan seorang sahabat yang tepat bagi mereka. Tetapi jangan lupa pula bahwa Yesus sudah membuka diriNya sebagai seorang sahabat bagi kita semua sejak semula. Yesus bukanlah sembarang teman, tetapi Dia adalah sahabat terdekat dan paling setia yang pernah dan bisa kita miliki.

Sahabat terdekat dan paling setia? Ya, itu akan kita amini apabila kita melihat langsung apa yang dimaksud Yesus ketika menyatakan diriNya sebagai sahabat kepada murid-muridNya. Jika kita fokus kepada Yohanes 15 saja, maka kita akan melihat rincian jelas mengenai apa saja yang akan diberikan Yesus sebagai seorang sahabat yang akan membuat kita takjub dan terharu jika kita merenungkannya satu persatu dengan sungguh-sungguh. Mari kita lihat apa saja yang dijanjikan Yesus sebagai sahabat.

1. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (ay 4). Dia menyediakan diriNya sendiri untuk bersatu dengan kita dan dengan demikian kita bisa berbuah banyak. Itu juga berarti bahwa Yesus berjanji untuk selalu ada disamping kita.

2. "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (ay 7). Sebagai sahabat, Yesus siap mendengar segala keluh kesah atau permintaan kita dan akan menjawab itu semua.

3. "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak.." (ay 8). Bukan hanya kita yang akan senang ketika kita bisa berbuah lebat, tetapi seperti halnya sahabat yang baik akan bersukacita ketika sahabatnya sukses, demikian pula Yesus. Bahkan Allah pun akan dipermuliakan, dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "honored and glorified" ketika kita menghasilkan buah yang banyak.

4. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu." (ay 9). Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengasihi tanpa pamrih setiap waktu. Dan Yesus mengasihi kita sedemikian besar seperti halnya Bapa mengasihiNya.

4. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (ay 11). Yesus siap membuat kita semua bersukacita secara penuh hingga berlimpah (full measure, complete and overflowing). Dan itu akan membuatNya bersukacita pula.

5. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay 13). Lihatlah sebuah tingkatan tertinggi dari arti seorang sahabat. Seorang sahabat akan mengasihi sebegitu besar bahkan siap memberikan nyawanya sendiri. Dan itu sudah dibuktikan langsung oleh Yesus dengan karya pengorbananNya di atas kayu salib demi menyelamatkan kita semua.

6. "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). Seorang sahabat sejati tidak akan menyimpan rahasia dari sahabatnya. Mereka akan merasa nyaman untuk membuka rahasia apapun kepada orang-orang yang sudah dianggap sebagai sahabat terdekat. Yesus tidak menyimpan apapun dari kita mengenai segala yang Dia dengar dari Bapa. Prinsip-prinsip Kerajaan Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang tertutup, dan kita mendengar semuanya dengan jelas lewat Yesus.

Kita mengenal pribadi Bapa lewat Yesus, dan kita tahu apa yang harus kita perbuat. Kita diperdamaikan dan dianugerahi keselamatan, semua itu menjadi nyata dengan hadirnya Yesus sebagai seorang sahabat sejati. Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Dan Yesus pun memberikan kunci bagaimana agar kita bisa menjadi sahabatnya. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (ay 14).Dan perintahNya pun singkat: "Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (ay 17). The world might be the lonely planet for millions of people, mungkin bagi kita juga pada saat-saat tertentu. Tapi ketahuilah kita punya Yesus sebagai sosok sahabat sejati yang mengasihi kita setiap waktu, dan ini saatnya bagi kita untuk memberitahukan itu kepada mereka yang kesepian. What a friend we have in Jesus.

Yesus adalah sahabat sejati dan paling setia yang pernah kita miliki

Pujian / Lagu Baru : Keperluan atau Kehendak

Ayat bacaan: Mazmur 33:3
=================
"Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!"

lagu baruHari ini ketika sedang di jalan saya iseng-iseng memutar radio. Sebuah lagu yang sudah lama tidak saya dengar kebetulan di putar di sebuah channel. Rasanya seperti baru kemarin lagu itu saya dengar dan sukai, tetapi kenyataannya lagu itu berasal dari tahun 1987, berarti usianya sudah 24 tahun. Perubahan trend dan gaya di dunia musik berjalan begitu cepat. Setiap saat kita melihat hadirnya jenis musik baru, baik sebagai sebuah kreasi yang saam sekali baru atau merupakan perpaduan (fusi) antara satu jenis musik dengan jenis lainnya. Hari ini menjadi trend, besok sudah menjadi barang usang. Dalam segala jenis musik kita bisa melihat hal itu, mulai dari rock, jazz, r&b, pop dan sebagainya. Ambil contoh jenis musik punk yang dahulu dikenal sebagai jenis punk rock. Belakangan aliran ini terpecah dengan lahirnya jenis emo dengan gayanya sendiri. Ketika punk menekankan kebebasan berekspresi seluas-luasnya dan seringkali terkesan "memberontak", emo lebih menekankan kepada curahan atau jeritan perasaan yang perih. Belakangan emo pun terbagi lagi dengan munculnya screamo, dimana teriakan itu menjadi jauh lebih intens dari sebelumnya. Tanyakan kepada orang tua anda bagaimana The Beatles merubah pakem musik di seluruh dunia. Tanpa mereka mungkin musik dunia bukanlah seperti sekarang. Dari blues kemudian muncul jazz dan rock, lalu kedua genre ini pun terus berkembang biak sehingga muncullah puluhan sub-genre lainnya. Musik selalu dipercaya sebagai sesuatu yang dinamis dan progresif. Meski ada kalanya kita rindu dengan lagu-lagu yang dahulu pernah kita sukai, tetapi tidakkah kita selalu menunggu lagu baru untuk hadir dalam playlist kita? Jika kita suka itu, dan kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, tidakkah itu berarti bahwa Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru untuk mewakili pujian-pujian yang hadir dari anak-anakNya?

Bukan hanya secara logika, tetapi Alkitab pun menyatakan demikian. Berulang kali kita menemukan bagaimana Tuhan memandang penting musik sebagai media penyembahan dan pengungkapan rasa syukur. Mazmur saja terdiri dari 150 pasal, yang mungkin saja merajai tangga-tangga lagu pada masa itu, jika daftar tangga lagu sudah ada. Jatuh dan bangun Daud tergambar jelas disana, seringkali hadir secara puitis dan indah. Begitu indah sehingga banyak diantara kita yang lebih senang membaca kitab Mazmur agar bisa merasa nyaman dan bahagia. Dan itulah salah satu fungsi terpenting sebuah lagu. Meski pada perkembangannya musik atau lagu bisa dipakai untuk tujuan-tujuan lain bahkan untuk tujuan yang negatif, tetapi kita harus mengakui bahwa musik adalah salah satu ciptaan Tuhan yang terindah. Bayangkan sebentuk kehidupan tanpa adanya musik. Betapa sepi dan suramnya hidup itu. Bagi saya yang berkecimpung di dunia musik, saya merasakan betapa Tuhan memberkati manusia lewat adanya musik. God loves music. And He surely loves new songs.

Salah satu ayat dalam Mazmur berkata "Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!" (Mazmur 33:3). Ini seruan yang mengingatkan kita agar jangan pernah berhenti untuk memuji Tuhan lewat lagu-lagu yang baru. Jika anda hanya mendengar satu lagu sepanjang hidup anda, apa yang akan anda rasakan? Demikian pula Tuhan. Musik datang dari kreativitasNya yang tak terbatas, musik bukan saja ada di bumi tetapi juga di surga. Lihatlah dalam kitab Wahyu bagaimana jelasnya digambarkan sebuah orkestra atau ensembel akbar yang terdiri dari perpaduan antara ribuan malaikat, seluruh manusia di bumi, di laut dan sebagainya bersatu memanjatkan pujian kepada Tuhan dan Kristus. "Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (Wahyu 5:11-13) Musik merupakan sesuatu yang penting bagi Tuhan. Dia menyukai musik dan lagu sama seperti kita.

Perkembangan musik yang begitu pesat memang merupakan buah karya hasil kreativitas manusia, tetapi jangan lupa bahwa semua itu pun berasal dari Tuhan. Daud mengaku seperti ini "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN." (Mazmur 40:4). Inspirasi, ide, kreativitas, semua itu adalah anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Oleh sebab itu, jika kita suka bernyanyi untuk menghibur diri sendiri, menghibur orang lain, atau bahkan untuk membuat bayi-bayi dan anak-anak tidur dengan nyenyak, mengapa kita tidak menyenangkan Tuhan lebih lagi lewat lagu-lagu? Mengapa kita tidak terus menciptakan lagu-lagu baru yang memuliakan Tuhan dan membuatNya tersenyum bahagia?

Ada kuasa dalam puji-pujian. Itu jelas, karena Tuhan suka berada di atasnya. "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:3). Dia memberkati kita dengan musik dan kemampuan untuk terus berbuat sesuatu yang baru di dalamnya, dan sudah seharusnya kita memakai itu untuk memuliakanNya sebagai ungkapan rasa syukur kita atas keindahan berkat Tuhan yang hadir lewat musik atau lagu. Ini tentu bukan berarti bahwa lagu yang lama sama sekali tidak berkenan bagi Tuhan, tetapi sama seperti kita, Tuhan pun menyenangi sesuatu yang dinamis. Lagu lama tetap baik, tetapi lagu-lagu baru jangan sampai dilupakan. Kita tidak akan mau mendengar satu lagu dengan lirik yang sama seumur hidup kita, Tuhan pun demikian. Anda menyanyi untuk menghibur diri dan orang lain, mengapa tidak melakukannya juga untuk Tuhan yang sungguh baik? Selain doa-doa, isilah saat-saat teduh dan waktu-waktu anda bersamanya dengan pujian dan penyembahan. And you can always be creative in it. Bukankah itu terdengar menyenangkan? Sudahkah anda bernyanyi hari ini bagiNya?

Sama seperti kita, Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru

Mazmur 23

Ayat bacaan: Mazmur 23:1
===================
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."
Tuhan adalah gembalaku, Mazmur 23
"The Lord is my Sheperd, I shall not lack." Ayat ini sudah tidak asing lagi karena merupakan ayat yang banyak dikutip dalam berbagai kesempatan. Mazmur 23 ini bagi saya pribadi merupakan bagian dari Alkitab yang sangat unik dan indah karena mampu menggambarkan kerinduan hati Tuhan untuk melimpahkan kasihNya kepada manusia secara singkat tapi jelas. Mazmur 23 hanya terdiri atas 6 ayat, sangat singkat, tetapi isinya lengkap menunjukkan sosok Tuhan sebagai Gembala yang luar biasa bagi kita umatNya, bagaimana Dia memimpin dan membimbing kita dalam melalui petualangan kehidupan. Ada banyak janjiNya di dalam pasal ini yang akan sangat menguatkan kita apabila kita renungkan dan simak baik-baik. Hari ini saya ingin mengajak teman-teman untuk fokus kepada satu demi satu ayat yang ditulis oleh Daud dalam pasal 23 ini.

1. Sosok Tuhan sebagai Gembala
Pertama, dari ayat satu kita melihat sebuah pembuka yang merupakan kunci penting dari ayat-ayat yang menyusul setelahnya. Tuhan adalah gembalaku. The Lord is my shepherd. Gembala adalah sosok yang bertanggungjawab atas kehidupan dan keselamatan ternaknya. Dalam Yohanes 10:1-21 kita bisa melihat rincian lebih jauh mengenai pribadi Gembala yang baik melalui Yesus. "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." (ay 11). "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku." (ay 14-15). Yesus sudah membuktikan sendiri akan hal itu, dan kita bisa tahu pasti bahwa bersama Sang Gembala seperti Yesus kita tidak akan perlu khawatir dalam menjalani hidup kita. Kembali kepada Mazmur 23, Kata sheperd dalam versi Bahasa Inggris dijelaskan lebih jauh dengan "to feed, guide and shield me". Keselamatan domba-domba itu terletak di tangan gembalanya, dan Tuhan siap menuntun, menjaga dan melindungi kita seperti gembala yang baik.

2. Tuhan menyediakan kebutuhan fisik kita
Ayat selanjutnya berkata "Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang." (ay 2). Kerinduan Tuhan adalah meletakkan kita di padang rumput hijau, di air yang tenang, bukan di gurun gersang atau padang belantara. Tuhan siap menyediakan semua kebutuhan fisik kita sehingga kita tidak berkekurangan bahkan berkelimpahan. Tutuplah mata anda dan coba bayangkan diri anda berbaring di sebuah padang rumput hijau dengan aliran air yang tenang. Bukankah itu terasa sangat nyaman? Seperti itulah yang Dia sediakan bagi kita.

3. Tuhan menyediakan kebutuhan rohani kita
Ayat 3 berkata "Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya." Disini Tuhan menyatakan secara langsung bahwa Dia tidak akan membiarkan jiwa kita gersang dan kering. Ada "Air Hidup" yang siap Dia alirkan bagi kita, seperti yang dikatakan Yesus kepada seorang wanita Samaria di sumur. "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup..barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:11,14).

4. Penyertaan dalam masa-masa sukar
Lebih lanjut dalam ayat berikutnya kita bisa menemukan sebuah janji yang tidak kalah pentingnya, yaitu penyertaan Tuhan dalam masa-masa sukar. "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (ay 4). Lihatlah bahwa Tuhan mengatakan:
- Tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian di luar sana, out there in the wilderness, even in the deep, sunless valley of the shadow of death.
- Menuntun kita kembali ketika kita memerlukan koreksi arah dengan "gada dan tongkatNya"
- Menyediakan penghiburan, dengan terus bersekutu dengan kita di masa-masa sukar yang tergelap sekalipun.

5. Memberi kesejahteraan melimpah
Ayat berikutnya mengatakan "Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah." (ay 5). Tidak hanya sekedar menyediakan sedikit, tetapi memberikannya dalam kelimpahan, until our cup runs over. God is the greatest Giver, Dia sangat murah hati dan siap menyediakan segala sesuatunya hingga berkelimpahan.

6. Memberi segala sesuatu yang baik bagi masa depan kita
"Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (ay 6). Disini kita bisa melihat sebuah masa depan yang indah disediakan bagi kita. Berada dalam rumah Tuhan akan menjamin semua kebutuhan kita tercukupi. Ada pengharapan dan masa depan yang pasti ketika kita ada di dalam Dia, dan Dia tinggal di dalam kita.

Mazmur 23 memuat kunci-kunci penting akan kebaikan Tuhan yang siap Dia limpahkan kepada kita. Mengetahui bahwa Tuhan menyediakan kebutuhan-kebutuhan kita dan akan selalu menyertai kita merupakan sebuah penghiburan dan kekuatan yang luar biasa. Tidakkah kita membutuhkan itu semua dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini yang sulit, terkadang bahkan bisa lebih sulit dari perkiraan atau kemampuan kita. Maka janji-janji Tuhan ini akan sangat menguatkan kita dalam menjalaninya. Knowing that God never ignores us, He cares, and He loves us. Isn't it wonderful? Mari kita renungkan dalam-dalam Mazmur 23 hari ini, dan lepaskanlah kekhawatiran dari diri anda, because The Lord is our shepard, we shall not lack.

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku

Alamat Url Blog ini telah bertukar

Salam sejahtera dalam damai kasih Yesus Kristus kepada semua pembaca blog saya.

Ini merupakan pemberitahuan bahawa alamat URL blog ini telah ditukar dari http://anakdombadotcom.blogspot.com kepada http://renungananakdomba.co.cc/. Diharap agar semua pembaca blog ini untuk mengemaskini bookmark anda dengan alamat URL yang baru. Diharap agar anda dapat menyokong pelayanan saya dalam memberitakan firman Tuhan melalui blog melalui doa ataupun menekan iklan yang muncul dalam blog ini.

Sekian,
Brian Ginsos

P/S: Alamat URL yang terdahulu masih boleh di gunakan tetapi akan di fowardkan ke alamat URl yang baru.

Selasa, 22 Februari 2011

Orang Lemah yang Kuat

II Korintus 12:9
".....Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 53; Kisah Para Rasul 25; Imamat 16-17
Apabila ada hal lain yang ingin kita benci melebihi dari kebencian kita terhadap kesombongan orang lain adalah kesadaran atas kelemahan diri kita. Biasanya kita akan menutupi segala kelemahan kita dengan berbagai macam cara agar hal itu dapat diketahui orang lain.
Bahkan rasul Paulus pun sampai harus diingatkan oleh Tuhan mengenai kelemahannya sendiri. Ia berulang kali ditusuk oleh "duri dalam daging" (II Korintus 12:7). Ia tidak mengatakan duri apa sebenarnya yang menusuk-nusuknya itu, tetapi penulis J.Oswald Sanders mengingatkan kita bahwa "duri tersebut melukai, merendahkan, dan membatasi Paulus". Sebenarnya ia sudah tiga kali meminta kepada Tuhan untuk mengambil duri tersebut, tetapi permohonannya ditolak. Ia kemudian justru menggunakan duri itu untuk bernaung pada kasih karunia Allah. Tuhan berjanji, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (ayat 9).
Dengan berani Paulus mulai "merangkul" kelemahannya dan menguji kasih karunia Tuhan. Itu merupakan sebuah jalan yang disebut Sanders "proses berjalan secara bertahap" dalam kehidupan sang rasul. Ia juga mencatat bahwa akhirnya rasul Paulus tidak lagi menganggap durinya sebagai "kekurangan yang membatasi", tetapi menganggapnya sebagai "keuntungan ilahi". Dan keuntungannya adalah: Ketika dirinya merasa lemah, ia justru kuat di dalam Tuhan.
Kekuatan Allah terlihat paling jelas dalam kelemahan kita.

Ahad, 20 Februari 2011

Mengapa Perlu Melayani Tuhan

Oleh Pdp. Yohannes Nahuway, S.Th.

“Melayani, melayani lebih sungguh.
Melayani, melayani lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku.
Melayani, melayani lebih sungguh.”
Pujian di atas adalah pujian yang sudah dikenal oleh kita semua dan bahkan sering dinyanyikan dalam ibadah-ibadah kita. Walaupun demikian, sudahkan kita menyanyikan pujian ini dengan hati yang benar-benar memaknai arti dari pujian ini?

Pada dasarnya, pujian di atas mengatakan bahwa kita melayani Tuhan lebih sungguh karena Tuhan lebih dahulu melayani kita. Dengan kata lain, pujian di atas mengatakan bahwa Tuhan telah melayani kita lebih dahulu, sehingga kita juga melayani lebih sungguh.

Kata “melayani” berasal dari akar kata “layan,” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) berarti membantu menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang.


Mengapa Kita Memiliki Kewajiban Moral Pada Allah?


1. Karena Allah Kita Telah Menciptakan Kita


Allah telah menciptakan kita untuk suatu tujuan dan manusia merupakan bentuk ciptaan yang tertinggi melebihi segala ciptaan lainnya. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, sehingga manusia melebihi malaikat. karena Allah telah menciptakan kita menurut rupa dan gambarNya. Allah telah menciptakan kita untuk mengasihi dan bersekutu denganNya. Oleh karena itu, manusia harus berterima kasih dan menghargai serta menghormati Allah.

2. Karena Allah Mengasihi Kita


Allah menunjukkan kasihnya dengan mengirim AnakNya yang tunggal untuk datang ke dalam dunia dengan menjadi seorang manusia. Yesus menanggalkan segala kemuliaan dan kebesaranNya. Bahkan Yesus mencurahkan darahNya di atas kayu salib untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Yesus membeli kita bukan dengan emas atau perak, tetapi dengan darahNya. Oleh karena itu, kita bukan saja milikNya tetapi kita juga berkewajiban secara moral untuk mengikuti dan melayaniNya karena Ia telah menyelamatkan kita dari hukuman dosa, dan telah memberi kita keyakinan untuk kehidupan yang kekal.

3. Karena Allah Ingin Bersekutu dengan Kita


Allah ingin bersekutu dengan manusia karena Ia telah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya. Allah ingin berada dalam hati manusia dan terus memiliki persekutuan dengan manusia. Allah adalah Roh dan Ia telah menciptakan manusia juga sebagai makhluk rohani. Roh manusia memiliki kemampuan untuk bersekutu dengan Allah. Manusia dapat membuat suatu persekutuan dan persahabatan yang intim dan dekat dengan Allah. Oleh karena itu, kita memiliki kewahiban moral untuk bersekutu denganNya, dan bahkan ini lebih istimewa daripada suatu kewajiban.


Apakah Kewajiban Moral Kita kepada Allah?


1. Untuk Memuji dan MenyembahNya


Penting bagi kita untuk menyembah Allah dalam kebenaran dan roh. Pujian dan penyembahan memberikan kebebasan dari dalam bagi manusia. Seperti yang dikatakan dalam Alkitab, Allah berhak atas segala pujian kita. Oleh karena itu, Allah harus disembah.

2. Untuk MelayaniNya


Melayani Allah sama pentingnya dengan memuji dan menyembahNya. Allah mengharapkan setiap orang untuk melanjutkan pekerjaan Yesus di bumi ini. Allah juga menempatkan suatu panggilan khusus pada kehidupan manusia untuk melayaniNya secara khusus. Berdasarkan panggilan ini, seseorang dapat melayani Allah sebagai rasul, nabi, gembala, penginjil, atau guru. Melayani Allah menurut kemampuan bukanlah suatu kewajiban melainkan suatu hak istimewa atau penghormatan.

3. Untuk Menjadi SaksiNya


Setiap orang percaya diharapkan untuk menjadi saksi untuk Tuhan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan bahwa manusia harus menjadi garam dan terang bagi dunia. Oleh karena itu, setiap orang percaya harus memberitakan Injil dan memenangkan jiwa-jiwa untuk Kristus.

4. Untuk Memiliki Perjanjian dengan Dia


Allah ingin mempunyai perjanjian dengan manusia. Dengan kata lain, Allah menginginkan kita untuk membuat suatu komitmen untuk melakukan suatu yang khusus untukNya dan untuk pelebaran kerajaan Allah. Allah tidak menyukai manusia yang tidak menepati janjinya, karena Allah mengharapkan manusia untuk membuatu suatu komitmen ketika mereka benar-benar ingin melayaniNya atau melakukan sesuatu untukNya. Oleh karena itu, Firman yang kita sampaikan, komitmen yang kita buat, dan perjanjian yang kita miliki bersama dengan Allah sangatlah penting.

5. Untuk Mematuhi Hukum-HukumNya


Allah membuat hukum-hukum ketika Ia menciptakan alam semesta dan bumi. Ketika manusia melanggar hukum Allah, manusia dihukumNya. Kita harus mematuhi hukum-hukum Allah karena dengan mematuhi hukum-hukumNya kita memperoleh keselamatan, keamanan, dan berkat untuk diri kita, serta mencegah kita menghadapi beberapa akibat karena pelanggaran atas hukum-hukum tersebut. Mematuhi hukum Allah merupakan suatu tindakan menghormati Allah, dan merupakan suatu tugas dan kewajiban moral kita yang bukan hanya mengetahuinya saja. Allah membuat hukum-hukumNya demi untuk kebaikan manusia.

6. Untuk Menghormati dan Takut akan Allah


Allah harus dihormati dan ditakuti, karena Allah maha kuasa, maha besar, dan maha agung. Alkitab mengatakan bahwa kita harus kudus karena Allah itu kudus. Alkitabpun mengatakan bahwa kita akan menerima berkat yang sangat istimewa jika kita hormat dan takut akan Allah. Oleh karena itu, kita memiliki tugas dan kewajiban moral untuk takut, menghargai, dan menghormati Allah dalam segala cara dan tidak menyakiti atau mendukakan Allah.

7. Untuk Mendirikan Kerajaan-Nya


Setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk mendirikan kerajaan Allah yaitu tubuh Kristus. Di dalam Alkitab, kerajaan Allah digambarkan sebagai kerajaan kebenaran, damai, dan sukacita dalam kekudusan. Yesus mendirikan kerajaan rohaniNya di bumi ini dan Ia menyuruh murid-muridNya untuk memperluas kerajaan ini ke seluruh dunia dengan cara memberitakan Injil sampai pada akhirnya. Kewajiban untuk mendirikan Kerajaan Allah merupakan suatu hak yang istimewa dan merupakan sukacita untuk melaksanakannya.

8. Untuk Mengenali Allah dan Mengalir BersamaNya


Setiap orang percaya diharapkan untuk sangat mengenali suara Allah dan mengalir bersama Roh Kudus. Merupakan tanggung jawab kita untuk mencari dan menemukan kehendak Allah serta mengetahui arti dari penglihatan yang diberikan Allah kepada kita. Kewajiban-kewajiban moral lain yang dimiliki oleh pelayan-pelayan Firman adalah untuk mengetahui kebutuhan orang-orang di sekeliling mereka dan untuk melayani mereka. Allah ingin berbicara dengan pelayan-pelayanNya secara terus menerus. Allah berbicara dengan mereka melalui bebagai cara, antara lain melalui suara yang keras, beban dan keinginan, pemikiran, kesaksian dalam Roh, Firman Tuhan, nubuatan, mimpi, dan melalui penglihatan. Oleh sebab itu, seseorang harus memiliki suatu hubungan dengan Allah dalam suatu cara agar ada suatu komunikasi yang tetap antara ia dan Allah.

Kita dapat mengetahui apakah sebuah ide, pemikiran, keinginan, penglihatan, atau nubuatan berasal dari Allah atau tidak dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah hal ini sesuai dengan Firman Tuhan?
2. Apakah saya memiliki kedamaian yang mutlak akan hal itu?
3. Akankah ini membawa kemuliaan dan hormat bagi namaNya?
4. Apakah saya benar-benar percaya bahwa hal itu merupakan suatu komunikasi dengan Allah?
5. Apakah ini menjadi berkat bagi orang lain?
6. Akankah ini membantu untuk mendirikan Kerajaan Allah?
7. Apakah saya memiliki keinginan yang bertumbuh untuk melaksanakannya?
8. Apakah ini susuatu yang baik?

Jika jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah positif, berarti bahwa itu merupakan suatu kehendak Allah dan kita dapat memilikinya. Umumnya pelayanan yang ditugaskan Allah pada kita merupakan usaha bersama antara Allah dengan manusia. Oleh karena itu, kita memiliki kewajiban moral untuk melangkah dengan iman dan melaksanakan perintah Allah, karena Allah tidak dan tidak akan melakukan apapun di bumi kalau tidak melalui manusia. Ketika kita menabur benih Firman Tuhan, Ia membuat benih itu bertumbuh dan berbuah.

Allah mengharapkan kita untuk menjadi kakiNya dalam mengabarkan Injil; tanganNya untuk memberi yang membutuhkan dan yang miskin; mulutNya untuk memberitakan Injil; mataNya untuk melihat kebutuhan orang-orang; telingaNya untuk mendengar tangisan orang yang sakit dan menderita; dan hatiNya untuk mengetahui kebutuhan orang-orang di sekitar mereka dan tergerak dengan belas kasihan dan kasih untuk menolong mereka. Ini merupakan kewajiban moral kita, karena Allah telah memberkati kita secara melimpah, sekarang merupakan tugas kita untuk menjadi berkat bagi orang lain.

9. Untuk Berkenan KepadaNya


Alkitab mengatakan bahwa tidak mungkin orang berkenan kepada Allah tanpa iman (Ibrani 11:6). Allah berkenan kepada Yesus Kristus karena Ia mematuhiNya setiap saat. Jika kita selalu mengetahui kehendak Allah dan melaksanakannya, Allah akan berkenan kepada kita.


Penutup


Sebagaimana dikatakan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Filipi bahwa Tuhan telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Kemudian dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Yesus telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib (Fil. 2:5-8). Di sini Paulus dengan gamblang mengatakan bahwa Yesus telah menjadi hamba bagi kita.

Oleh sebab itu, sebagaimana Yesus telah melayani kita, marilah kita juga melayani Tuhan dengan bentuk pelayanan di gereja.

Ibadah Yang Diselewengkan : TUHAN MENOLAKNYA!!!!!


Bacaan hari ini: 1 Samuel 13:6-14
Ayat mas hari ini: 1 Samuel 13:12
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 1-3

Sebuah gereja ingin ibadah Natalnya dihadiri banyak orang. Lantas, muncullah ide kreatif. Diumumkan di media massa bahwa dalam kebaktian Natal nanti akan ada door prize. Setiap orang yang datang akan diberi kupon. Setelah diundi, sang pemenang akan pulang dengan membawa hadiah berupa mobil! Cara ini terbukti ampuh. Ribuan orang hadir memenuhi tempat ibadah. Mereka beribadah sambil berharap agar bisa pulang membawa mobil baru.
Ibadah mestinya diselenggarakan untuk memuliakan Tuhan. Namun, bisa terjadi, penyelenggaraan ibadah disusupi motivasi lain. Raja Saul mengajak rakyat mempersembahkan korban bakaran sebelum maju berperang. Ibadah itu diadakan terutama bukan untuk menyembah Tuhan, melainkan untuk menggalang massa. Mempersatukan rakyat yang sudah tercerai-berai. Saul lebih memikirkan kepentingan rakyat daripada kepentingan Tuhan. Maka, aturan ibadah pun ia abaikan. Tidak sudi Saul menunggu Samuel yang sudah ditunjuk Tuhan memimpin ibadah (1 Samuel 10:8). Dipimpinnya sendiri ibadah itu. Yang penting ibadah berlangsung dan rakyat senang! Saul menjadikan ibadah hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya. Konsekuensinya fatal. Tuhan menolaknya!

Ibadah bukan wadah untuk pamer diri atau memikat massa. Jalankan ibadah hanya untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan menyenangkan hati jemaat. Jika Anda menghadiri ibadah, hadirlah dengan motivasi murni. Jangan jadikan ibadah saat untuk berpacaran, mencari rekan bisnis, apalagi sekadar menjadi ajang ”cuci mata”

IBADAH YANG TIDAK BERFOKUS KEPADA TUHAN
SAMA SEKALI BUKAN IBADAH YANG SEBENARNYA

Rabu, 16 Februari 2011

8 Sebab Orang Kristen Tidak Boleh Takut Mati

1. Tuhan telah memberi jaminan keselamatan kekal.
"... supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16). Keselamatan adalah janji Allah yang sudah dimiliki oleh setiap orang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Iman kita telah mengatakan demikian. Jika kita takut mati, itu adalah tanda bahwa kita belum percaya akan janji Tuhan. Sama saja dengan mengatakan bahwa Yesus bukan Tuhan dan janjiNya tidak ada pada kita.


2. Salah satu syarat untuk mengikut Yesus "Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci.... nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu" (Luk 14:26). Tanyakan pada diri anda sendiri, apakah anda masih menyayangi nyawa anda sendiri? Jika masih, anda tidak layak untuk menjadi orang Kristen.


3. Percuma saja menyayangi nyawa kita.
"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya," (Mat 10:39). Orang kristen yang takut mati biasanya akan lebih cepat mati, karena mereka tidak mati dalam Tuhan. Ingatlah akan kisah orang kaya yang sayang nyawanya, dia buat lumbung besar supaya bisa memuat harta bendanya untuk dinikmati sepanjang hidupnya. pada malam itu juga Tuhan mengambil nyawanya.


4. Tuhan menjaga keselamatan kita di bumi.
"Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:20b) "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;" (Mzm 23:4) Percayalah bahwa Tuhan kita Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa, Ia menyertai kita dan melindungi kita dari segala mara bahaya.


5. Takut adalah bukti ketidak percayaan kita."Mengapa kamu begitu takut? mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40) "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,...." (Rm 8:15)


6. Tuhan Yesus memberi perintah pada kita.
"sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yoh 13:34) "Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yoh 15:12-13)


7. Salah satu dari tanda-tanda orang percaya.
"mereka akan memegang ular dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;" (Mrk 16:18). Bisa anda bayangkan apa yang namanya memegang ular? pasti ada perasaan  takut digigit, takut kena bisa ular dan mati. Tetapi orang percaya mampu melakukannya karena memang percaya akan janji Allah.


8. Kematian bukan hal yang mengerikan, tetapi malah sebuah keuntungan.
Siapa diantara kalian yang mau masuk sorga? Lalu semua orang mengacungkan jarinya. Semua orang rupanya mau masuk sorga. Pertanyaan selanjutnya: Siapa yang mau merelakan nyawanya untuk Yesus supaya bisa masuk sorga? Semuanya terdiam. Tetapi, bukankah orang yang masuk sorga harus terlebih dahulu kehilangan nyawanya di bumi ini? Setiap orang pasti mati. Tetapi pertanyaannya apakah orang tersebut mati dalam Tuhan Yesus atau diluar Tuhan Yesus?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
© Hak Cipta Terpelihara. AnakDomba.My. 2009-2013
© All Rights Reserved. AnakDomba.My. 2009-2013